Tampilkan di aplikasi

Buku Adab hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Mitigasi Bencana

1 Pembaca
Rp 65.000 15%
Rp 55.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 165.000 13%
Rp 47.667 /orang
Rp 143.000

5 Pembaca
Rp 275.000 20%
Rp 44.000 /orang
Rp 220.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Tema ini dijadikan sebagai topik supaya dapat membaca secara terfokus. Demikian pula dengan catatan ini, setidaknya bersumber dari rujukan referensi yang kredibel. Bukan hanya setakat dari media sosial semata. Dimana tidak ada verifikasi maupun juga tidak ada pengecekan silang. Sehingga, tetap saja media sosial dapat dijadikan rujukan. Namun, tidak bisa menjadi satu-satunya.

Wabah ini (Covid-19) menjadi urusan yang berkepanjangan. Tidak selesai dalam dua belas purnama saja. Namun, menyeberangi sampai Juli 2021. Semoga segalanya cepat berlalu dan memulai kehidupan dengan pemahaman baru. Tidak akan sama persis sebagaimana sebelum wujudnya pandemi. Dimana dalam penanggalan, 2 Maret 2020 menjadi kasus pertama di Indonesia.

Untuk itu, adaptasi dan juga inovasi menjadi dua kata kunci untuk menghadapi pandemi yang sementara berkecamuk. Tidak cu kup dengan itu, perlu ditambahkan lagi, imaginasi. Ketika kita hanya berhadapan dengan gawai dan perangkat eletronik lainnya, akan wujud kebosanan pada masa tertentu. Dengan demikian, di sinilah perlunya ada imaginasi yang memberikan kesempatan untuk memak nai kondisi secara leluasa.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Ismail Suardi Wekke

Penerbit: Adab
ISBN: 9786236233542
Terbit: Agustus 2021 , 136 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Tema ini dijadikan sebagai topik supaya dapat membaca secara terfokus. Demikian pula dengan catatan ini, setidaknya bersumber dari rujukan referensi yang kredibel. Bukan hanya setakat dari media sosial semata. Dimana tidak ada verifikasi maupun juga tidak ada pengecekan silang. Sehingga, tetap saja media sosial dapat dijadikan rujukan. Namun, tidak bisa menjadi satu-satunya.

Wabah ini (Covid-19) menjadi urusan yang berkepanjangan. Tidak selesai dalam dua belas purnama saja. Namun, menyeberangi sampai Juli 2021. Semoga segalanya cepat berlalu dan memulai kehidupan dengan pemahaman baru. Tidak akan sama persis sebagaimana sebelum wujudnya pandemi. Dimana dalam penanggalan, 2 Maret 2020 menjadi kasus pertama di Indonesia.

Untuk itu, adaptasi dan juga inovasi menjadi dua kata kunci untuk menghadapi pandemi yang sementara berkecamuk. Tidak cu kup dengan itu, perlu ditambahkan lagi, imaginasi. Ketika kita hanya berhadapan dengan gawai dan perangkat eletronik lainnya, akan wujud kebosanan pada masa tertentu. Dengan demikian, di sinilah perlunya ada imaginasi yang memberikan kesempatan untuk memak nai kondisi secara leluasa.

Pendahuluan / Prolog

Prakata
Alhamdulillah, tidak ada kata yang dapat memulai pada bagian akhir penulisan buku ini kecuali rasa syukur kepada Allah SWT atas selesainya buku ini. Sejak Juni 2021, kita memasuki “gelombang”. Walaupun suasana pagebluk covid-19 belum melandai, setidaknya gelombang ini kemudian membesar lagi. Sehingga kita harus tetap waspada dalam masa-masa pandemi. Walaupun demikian, di tengah kewaspadaan itu dapat merampungkan buku ini. Mengisi masa-masa pandemi dengan membaca. Hasilnya, terangkum dalam buku ini. Sebuah kumpulan catatancatatan atas bacaan selama ini. Sekaligus juga memperkaya khazanah sehingga dapat memberikan penguatan atas pemahaman kondisi kita di tengah wabah.

Tema ini dijadikan sebagai topik supaya dapat membaca secara terfokus. Demikian pula dengan catatan ini, setidaknya bersumber dari rujukan referensi yang kredibel. Bukan hanya setakat dari media sosial semata. Dimana tidak ada verifikasi maupun juga tidak ada pengecekan silang. Sehingga, tetap saja media sosial dapat dijadikan rujukan. Namun, tidak bisa menjadi satu-satunya.

Wabah ini (Covid-19) menjadi urusan yang berkepanjangan. Tidak selesai dalam dua belas purnama saja. Namun, menyeberangi sampai Juli 2021. Semoga segalanya cepat berlalu dan memulai kehidupan dengan pemahaman baru. Tidak akan sama persis sebagaimana sebelum wujudnya pandemi. Dimana dalam penanggalan, 2 Maret 2020 menjadi kasus pertama di Indonesia.

Untuk itu, adaptasi dan juga inovasi menjadi dua kata kunci untuk menghadapi pandemi yang sementara berkecamuk. Tidak cu kup dengan itu, perlu ditambahkan lagi, imaginasi. Ketika kita hanya berhadapan dengan gawai dan perangkat eletronik lainnya, akan wujud kebosanan pada masa tertentu. Dengan demikian, di sinilah perlunya ada imaginasi yang memberikan kesempatan untuk memak nai kondisi secara leluasa.

Juga keluwesan dalam menghadapi wabah yang melanda kita. Begitu pula, saat demi saat yang memaklumkan kematian. Bahkan orang yang wafat itu bukan lagi anonim. Bahkan orang terdekat kita. Orang yang kita kenal selama ini. Satu persatu meninggalkan dunia ini. Komentar kawan saya, “dunia hanya akan menyisakan meninggalkan atau ditinggalkan”. Pada kesempatan dimana kita yang menjadi subyek, juga akan meninggalkan dunia ini.

Janji Yang Kuasa yang pasti akan datangnya. Bahwa setiap yang bernyawa pasti akan menikmati adanya maut. Termasuk untuk mendapatkan anugerah Allah yang dinamakan syurga. Maka, maut adalah pintu untuk menuju ke sana.

Pemahaman-pemahaman itulah yang kemudian wujud di masa-masa ini. Wabah menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri dengan Pemilik Kuasa Alam. Mendengarkan apa yang menjadi pesan-pesan Allah SWT melalui bencana yang kita nikmati ini. Pada sisi ini memungkinkan untuk kita maknai bagaimana bencana yang kita hadapi ini sesungguhnya bagian dari anugerah Allah SWT.

Secara khusus, saya menyampaikan terima kasih kepada kakanda Dr. Abdul Malik Iskandar dan juga Dr. Harifuddin Halim. Dimana dalam satu kesempatan bersua melalui tatap maya, obrolan berdua de ngan beliau membawa pada wujudnya ide untuk mengetikkan catatan yang berserakan selama pandemi ini. Sekaligus meneruskan apa yang menjadi “mimpi” untuk menulis dalam program “satu bulan satu buku”.

Sejak Januari 2021, saya berusaha mewujudkan itu. Sekaligus menjadi aktivitas yang menyela di antara kegiatan mengajar dan juga tri dharma perguruan tinggi selama berpartisipasi dalam me tode daring. Tantangannya, kadang semangat itu menggembu. Namun tidak sedikit, justru menghilang dan lenyap sama sekali. Saya kemudian mengidentifikasi bahwa justru mempertahankan stamina dan juga minat dari waktu ke waktu menjadi sebuah kondisi yang perlu diatasi.

Kedua kakanda kami, sejak awal pandemi bersua dalam Yayasan Inteligensia Indonesia (YII). Obrolan dan bersua secara berkala melalui pelbagai forum memungkinkan adanya obrolan. Walaupun obrolan itu sporadis dan random, justru dari obrolan berdua dengan beliaulah buku ini kemudian bisa dimulai. Bahkan idenya adalah bagaimana menyikapi kondisi bencana saat ini. Untuk menjadi forum dalam beraktivitas, YII kemudian membentuk Pusat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah. Dengan bersama-sama belajar menerbitkan jurnal, penulisan artikel, dan juga aktivitasnya lainnya yang bertumpu pada menerbitkan dan memublikasikan karya-karya ilmiah. Kedua, terkhusus pada Universitas Andi Djemma (UnANDA), Palopo, Sulawesi Selatan. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UnANDA menyelenggarakan International Symposium on Engineering and Disaster Mitigation (ISETiD) 2021. Kegiatan yang dilaksanakan 7-9 April 2021. Pelaksanaan kegiatan ISETiD yang sepenuhnya dihelat dalam bentuk daring menjadi peluang untuk turut membaca artikel yang disajikan selama pelaksa naan simposium. Justru dimulai sejak pemakalah mengirimkan abstrak dan juga makalah lengkap, sebuah kesempatan emas untuk turut belajar.

Kepada Bapak Dr. Sukriming Sapareng, dan juga Dr. Idawati yang telah memberikan kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas ISETiD 2021 kami sampaikan terima kasih. Begitu pula kepada Saudara Didi Haryono, M.Si., dan saudara Amiruddin Akbar Fisu, MT., yang telah menjadi rekan kolaborasi termasuk diantaranya juga obrolan yang berkesinambungan sehingga memungkinkan untuk memperkaya catatan-catatan dalam buku ini.

Paduan dua aktivitas yang terlaksana ini, menjadi penguat dalam mewujudkan buku ini. Sekaligus akan menjadi “tanda mata” yang akan dikenang bagaimana upaya mengarungi pandemi yang ada selama ini. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa manusia tidak pernah akan bisa lepas dari sesamanya. Untuk itu, berjamaah atau dalam kosa kata yang lain sinergi ataupun kolaborasi menjadi keniscayaan. Walaupun ini telah digaungkan sebelum abad 21, namun tetap saja relevan untuk diteruskan dan diamplifikasi sehingga semakin banyak yang menjadikannya sebagai sebuah platform.

Terakhir yang sama pentingnya, kolega dosen dan juga mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong. Dimana sejak 28 Februari 2020 transformasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong ke IAIN Sorong. Dalam satu kesempatan Ketika STAIN Sorong menandatangani MoU dengan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia pada februari 2017, Dr. Hamzah Khaeriyah mengemukakan bahwa STAIN Sorong akan dido rong menjadi kampus digital. Dua tahun setelahnya, kondisi pandemi mempercepat itu. Sejak ditetapkan menjadi IAIN Sorong, dua tahun terahhir ini, mahasiswa belum menjejakkan kakinya ke kampus. Mereka sepenuhnya mengikuti aktivitas dalam bentuk daring.

Rupanya, kampus digital tidak lagi menjadi sebuah imaginasi semata tetapi bahkan menjadi praktik sehari-hari saat ini yang sudah berlangsung enam belas bulan terakhir. Pada rektor IAIN Sorong, telah memberikan keleluasaan dalam berkarya kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Hamzah Khaeriyah. Beserta dengan pimpinan lainnya. Termasuk direktur pasca sarjana IAIN Sorong, Bapak Dr. H. Surahman Amin. Dimana selama pandemi kami berkomunikasi secara berkala dan dalam proses penyelesaian buku ini pula, kami senantiasa mendapatkan saran untuk penyempurnaan buku.

Dua putri, cahaya mata kami. Putri Izzah Wekke dan Dwiani Marwah Wekke. Keduanya menjadi teman belajar dan selalu saja ber tanya “ayah hari ini ada zoom?”. Sekarang, kata untuk mewakili pertemuan tatap maya, dilabeli dengan kata zoom. Walaupun, melalui kolega kami Dr. Suyatno Ladiqi sudah pernah mendengarkan kata ini. Hanya saja, belum terpakai. Justru dengan hadirnya wabah covid-19 menjadi kesempatan untuk menggunakan aplikasi ini secara rutin. Bahkan menjadi aktivitas harian.

Kepada pembaca, kami hadirkan buku. Ada saja dalam semua lini buku ini yang memungkinkan timbulnya kesilapan-kesilapan yang akan menjadi kekurangan buku ini. Justru dengan tegur sapa dan juga koreksi serta perbaikan dari pembaca akan menjadi peluang untuk menyempurnakan sesegara mungkin. Kami hanya mengusahakan pengetikan dan penerbitannya, selanjutnya ini akan menjadi khazanah publik untuk dikoreksi Bersama.

Antang, Makassar; 3 Agustus 2021
Ismail Suardi Wekke

Penulis

Ismail Suardi Wekke - Ismail Suardi Wekke, dilahirkan di Tangkuli, Camba. Kampung yang jaraknya 89 kilometer dari kota Makassar. Berada dalam administrasi Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Menyelesaikan sekolah dasar di kampungnya, kemudia melanjutkan pendidikan di Makassar. Kala itu masih dinamakan Ujung Pandang. Menyelesaikan pada saat yang sama Sekolah Menengah Pertama, dan juga Madrasah Tsanawiyah. Sementara sekolah menengah atas diselesaikan di SMA IMMIM. Sekaligus menyelesaikan pendidikan di Pesantren IMMIM.

Sampai strata satu, tetap berada di Makassar. Dengan gelar sarjana yang disandangnya dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Ujungpandang. Kemudian magister diselesaikan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang, dalam kesempatan tersebut juga dinamakan Universitas Islam Indonesia - Sudan. Pendidikan doktoral dirampungkan di Universiti Kebangsaan Malaysia.

Daftar Isi

Sampul
Prakata
Daftar Isi
Bab 1. Konsepsi Bencana
Bab 2. Tujuan Mitigasi Bencana
Bab 3. Posisi Geologis Terhadap Potensi Kebencanaan
Bab 4. Bencana Gempa Bumi
Bab 5. Bencana Gunung Api
Bab 6. Terjadinya Fenomena Longsor
Bab 7. Dinamika Bencana Sosial
Bab 8. Konsep Pembangunan Berwawasan Kebencanaan
Bab 9. Kebijakan Pemerintah Penanggulangan Bencana
Daftar Pustaka
Biodata Penulis