Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Sister Village

Strategi Alternatif Mitigasi Bencana Gunung Api

1 Pembaca
Rp 88.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 264.000 13%
Rp 76.267 /orang
Rp 228.800

5 Pembaca
Rp 440.000 20%
Rp 70.400 /orang
Rp 352.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Desa Saudara atau Sister Village merupakan bentuk kerja sama dalam konteks krisis bencana Gunung Api Merapi. Jika terjadi bencana di satu desa maka desa lain berfungsi untuk membantu penduduk di desa yang terkena bencana, misalnya dalam penyediaan tempat pengungsian dan membantu dalam proses evakuasi. Erupsi pada tahun 2010 merupakan turning point bagi desa-desa di sekitar Gunung Api Merapi untuk bisa menciptakan suatu kerja sama antarwilayah saat terjadi bencana. Buku ini mencoba untuk memaparkan konsep dan pelaksanaan program Sister Village dengan mengambil contoh Desa Ngargomulyo yang berada di wilayah yang memiliki ancaman gunung api tinggi (berada di Kawasan Rawan Bencana III) dengan Desa Tamanagung yang berada di wilayah yang lebih aman.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Estin Sulistiyani / Diana Febrita / Niki Anneke R. Nasution / Adam Abraham Wiwaha / Fernanda Rusmayanti / Diwya Safitri / Ifa Meilyana Sari / Joko Sudibyo / Alia Fajarwati / Estuning Tyas Wulan Mei

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9786023862184
Terbit: April 2024 , 226 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Desa Saudara atau Sister Village merupakan bentuk kerja sama dalam konteks krisis bencana Gunung Api Merapi. Jika terjadi bencana di satu desa maka desa lain berfungsi untuk membantu penduduk di desa yang terkena bencana, misalnya dalam penyediaan tempat pengungsian dan membantu dalam proses evakuasi. Erupsi pada tahun 2010 merupakan turning point bagi desa-desa di sekitar Gunung Api Merapi untuk bisa menciptakan suatu kerja sama antarwilayah saat terjadi bencana. Buku ini mencoba untuk memaparkan konsep dan pelaksanaan program Sister Village dengan mengambil contoh Desa Ngargomulyo yang berada di wilayah yang memiliki ancaman gunung api tinggi (berada di Kawasan Rawan Bencana III) dengan Desa Tamanagung yang berada di wilayah yang lebih aman.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Implementasi program mitigasi bencana yang terencana, terstruktur, berbasis potensi lokal, melembaga, dan berkelanjutan tidaklah semudah yang direncanakan. Berbagai persoalan yang muncul dalam program mitigasi bencana menjadikan stakeholders terkait harus bekerja keras dalam merencanakan strategi program yang diharapkan agar dapat dilakukan secara tepat, cepat, dan optimal dalam rangka meminimalisasi risiko bencana (baik terhadap lingkungan, sosial, ekonomi, maupun budaya) maupun dampak yang akan dihadapi (korban, penghidupan masyarakat, infrastruktur, maupun psikologis masyarakat korban bencana).

Pembangunan berkelanjutan di daerah rawan bencana gunung api dapat diartikan sebagai hidup berdampingan dengan gunung api (living harmoniously with volcanoes), yang di dalamnya tersirat bagaimana keterkaitan antarwilayah, baik yang terkena dampak bencana maupun wilayah yang tidak terkena. Keberadaan potensi yang dimiliki oleh daerah lain yang dirasa aman (tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana) harus mampu dipahami oleh stakeholders agar dapat dijadikan sebagai peluang emas dalam merencanakan program mitigasi bencana.

Erupsi pada 2010 merupakan turning point bagi desa-desa untuk dapat menciptakan suatu kerja sama antarwilayah saat terjadi bencana.

Proses dan pengelolaan pengungsian, khususnya saat terjadi perubahan berkali-kali radius zona aman, telah membuat penduduk dan pemerintah lokal kesulitan menentukan barak pengungsian. Inisiatif mengenai Desa Saudara atau Sister Village merupakan bentuk kerja sama antarwilayah yang diharapkan mempunyai simbiosis mutualisme. Salah satu poin kerja sama ini adalah jika terjadi bahaya di satu desa maka desa lain berfungsi untuk membantu penduduk di desa yang terkena bencana,misalnya dalam penyediaan tempat pengungsian dan membantu dalam proses evakuasi. Potensi wilayah dalam konteks Sister Village dapat berupa tersedianya bangunan atau gedung, lahan kosong, dan lapangan yang dapat dijadikan tempat pengungsian sementara dengan berbagai fasilitas pelayanan yang berada di sekitarnya. Dengan menjadikan potensi tersebut sebagai modal dalam menyusun program mitigasi yang akan dilakukan, diharapkan akan diperoleh program mitigasi yang efisien dengan memanfaatkan potensi lokal daerah tersebut sehingga akan terjalin koordinasi dan kerja sama antar-stakeholders.

Buku ini merupakan hasil telaah dari berbagai literatur, hasil penelitian (baik penelitian terdahulu maupun penelitian terkini), dan berbagai dokumen rencana kontingensi terkait mitigasi bencana yang telah penulis himpun dan sajikan secara ringkas dan terbuka untuk menarik pemerhati terjadinya bencana, khususnya dalam memahami program mitigasi bencana yang sedang terjadi. Buku Sister Village “Strategi Mitigasi Bencana Gunung Api” memuat lima bagian utama, yaitu: (1) Karakteristik Gunung Api Merapi; (2) Program Sister Village dalam Manajemen Bencana Gunung Api di Kabupaten Magelang; (3) Desa Bersaudara (Sister Village) di Desa Ngargomulyo dan Tamanagung; (4) Pengembangan Sister Village Desa Ngargomulyo dan Tamanagung; dan (5) Strategi Pengembangan Sister Village.

Kehadiran buku ini diharapkan sebagai salah satu sumber ilmu dalam rangka menambah dan meningkatkan pengetahuan bagi pembaca dan pembelajar pemula mengenai program mitigasi bencana Gunung Api Merapi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis bersyukur atas ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan karunia kesehatan jasmani dan rohani sehingga tulisan ini dapat terwujud. Selain itu, dalam penulisan buku ini juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus atas bantuan pemikiran, tenaga, maupun dukungan kepada: 1) Dekan Fakultas Geografi UGM 2) Ketua Departemen Geografi Pembangunan 3) Kepala Desa dan masyarakat Ngargomulyo dan Tamanagung 4) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang 5) Badan Penerbit dan Publikasi UGM Sebagai penutup, penulis merasa bahwa dalam penulisan buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis secara terbuka menerima kritik dan saran dalam rangka perbaikan selanjutnya. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, 30 Mei 2016


Penulis

Daftar Isi

Sampul
Halaman Judul
Halaman Hak Cipta
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I: Karakteristik Gunung Api Merapi
     1.1 Karakteristik Fisik Gunung Api Merapi
     1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Gunung Api Merapi
     1.3 Dampak Erupsi Gunung Api Merapi
     1.4 Dampak Erupsi Gunung Api Merapi 2010
Bab II: Program Sister Village Dalam Manajemen Bencana Gunung Api Di Kabupaten Magelang Dan Metode Alternatif Pembentukan Program Sister Village
     2.1 Latar Belakang
     2.2 Program Sister Village Atau Desa Bersaudara
     2.3 Pengembangan Program Sister Village Di Kabupatenmagelang
     2.4 Tahapan Inisiasi Gagasan Sister Village Dengan Metode Tigaplano
     2.5 Tahapan Persiapan Program Sister Village
     2.6 Tahapan Pendampingan Ke Desa-Desa KRB III
     2.7 Tahapan Pendampingan Ke Desa-Desa Penyangga
     2.8 Tahapan Fasilitasi Penyusunan Kesepakatan Bersama
     2.9 Strategi Komunikasi Untuk Pengembangan Program Sister Village
Bab III: Desa Bersaudara (Sister Village): Desa Ngargomulyo Dengan Desa Tamanagung
     3.1 Gambaran Umum Persaudaraan Kedua Desa
     3.2 Overview Dampak Erupsi Gunung Api Merapi Terhadap Desa Ngargomulyo (Desa Terdampak)
     3.3 Profil Desa Ngargomulyo Sebagai Desa Terdampak
     3.4 Profil Desa Tamanagung Sebagai Desa Penyangga
     3.5 Potensi Desa Tamanagung
     3.6 Pengetahuan Penduduk Desa Ngargomulyo Dan Desa Tamanagung Terhadap Program Desa Bersaudara
     3.7 Pendapat Masyarakat Terkait Konsep Sister Village
     3.8 Persepsi Penduduk Tamanagung Terhadap Gedung Pengungsian
Bab IV: Pengembangan Sister Village Desa Ngargomulyo Dan Tamanagung
     4.1 Sumber Daya Manusia Desa Tamanagung
     4.2 Sarana Pendukung Pada Konsep Sister Village
     4.3 Jalur Evakuasi Desa Ngargomulyo
     4.4 Identifikasi Potensi Desa Tamanagung Untuk Mendukung Konsep Sister Village
Bab V: Strategi Pengembangan Sister Village
     5.1 Pengembangan Sister Village Berbasis Penghidupan Masyarakat
     5.2 Pengembangan Tabungan Ternak Bencana Sebagai Wujud Kesiapsiagaan Secara Mandiri Oleh Masyarakat Desa Ngargomulyo
     5.3 Pengembangan Kerja Sama Ekonomi Antarwilayah Dengan Skema Bapak Asuh
     5.4 Skema Yang Ditawarkan
     5.5 Pengembangan Sekolah Bersaudara (Sister School) Sebagai Alternatif Sekolah Darurat Pada Saat Bencana (Kasus : Desa Ngargomulyo Dan Desa Tamanagung
     5.6 Pengembangan Sistem Informasi Desa Untuk Mendukung Sister Village
Daftar Pustaka
Indeks
Tentang Penulis