Tampilkan di aplikasi

Buku UGM Press hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Banjir Lahar

Pembentukan Proses Dampak dan Mitigasinya

1 Pembaca
Rp 79.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 237.000 13%
Rp 68.467 /orang
Rp 205.400

5 Pembaca
Rp 395.000 20%
Rp 63.200 /orang
Rp 316.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku dengan judul “Banjir Lahar: Pembentukan, Proses, Dampak dan Mitigasinya” terdiri dari lima sub bab yaitu Gunungapi dan Bahayanya, Banjir Lahar, Pemetaan Kerawanan Banjir Lahar, Mitigasi Bencana Banjir Lahar, dan Analisis Dampak Banjir Lahar dengan studi kasus banjir lahar Kali Putih. Gunungapi mempunyai tipe yang berbeda-beda, tergantung pada sifat magma dan batuan atau rempah yang dikeluarkannya. Letusan dengan cara meledak (explosive), menghasilkan bahan-bahan padat dengan ukuran butir mulai dari bongkah, bom, lapilli, pasir, debu dan abu. Apabila tumpukan bahan padat yang ada di sekeliling kepundan dan pada puncak gunungapi tersebut terkena hujan lebat dan menerus, maka akan terjadi aliran lahar yang mengalir secara cepat, dimana material tersebut merupakan percampuran antara material piroklastik dengan air.

Pada umumnya lahar mengalir melalui alur dan lembah sungai. Lahar tersebut dalam waktu yang singkat mampu mengisi penuh lembah alur sungai yang dalam menjadi penuh dengan bahan piroklastik yang sangat potensial menimbulkan banjir lahar di bagian hilir. Dengan menjadi dangkalnya alur sungai akibat penimbunan endapan lahar sedimen tersebut, pada penggal-penggal sungai tertentu seperti kelokan sungai, perubahan gradien sungai dari mering ke datar, lebar sungai yang menyempit, serta dasar sungai yang dangkal dapat menyebabkan meluapnya lahar melampaui tanggul ke kiri-kanan alur sungai dan membanjir daerah sekitar sungai.

Saat lahar mengalir melalui alur dan lembah sungai, suhu cepat menjadi dingin karena bercampur dengan air. Akibatnya menghasilkan lumpur yang bergerak cepat dan menerjang apapun yang dilaluinya. Lahar memiliki daya rusak yang tinggi karena mengangkut batu-batu besar yang ada di sungai, dan merusakkan bangunan-bangunan penahan lahar seperti bronjong, dam pengendali lahar, daerah permukiman dan lahan pertanian yang dapat tertutup oleh endapan material lahar beberpa lama, sehingga tidak dpat berfungsi sebagai lahgan pertanian dan lainnya. Dengan demikian maka bahaya lahar perlu dilakukan usaha mitigasi bencana lahar yakni untuk mengurangi risiko/dampaknya terhadap kerukan lingkungan. Cara-cara mitigasi tersebut dilakukan usaha untuk pencegahan agar sedapat mungkin bencana lahar tersebut dapat dihindari. Tindakan tersebut dapat dengan penanggulangan yang sifatnya kesiapsiagaan baik dari aspek infrastruktur pengendali bencana maupun dari aspek kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Selanjutnya setelah bencana terjadi perlu dilakukan upaya pemulihan dalam bentuk rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan lingkungan hidup dan ekonomi serta dampak sosial dan psikologis masyarakat.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Danang Sri Hadmoko / Suprapto Dibyosaputro / Widiyanto

Penerbit: UGM Press
ISBN: 9789794208601
Terbit: Maret 2024 , 256 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku dengan judul “Banjir Lahar: Pembentukan, Proses, Dampak dan Mitigasinya” terdiri dari lima sub bab yaitu Gunungapi dan Bahayanya, Banjir Lahar, Pemetaan Kerawanan Banjir Lahar, Mitigasi Bencana Banjir Lahar, dan Analisis Dampak Banjir Lahar dengan studi kasus banjir lahar Kali Putih. Gunungapi mempunyai tipe yang berbeda-beda, tergantung pada sifat magma dan batuan atau rempah yang dikeluarkannya. Letusan dengan cara meledak (explosive), menghasilkan bahan-bahan padat dengan ukuran butir mulai dari bongkah, bom, lapilli, pasir, debu dan abu. Apabila tumpukan bahan padat yang ada di sekeliling kepundan dan pada puncak gunungapi tersebut terkena hujan lebat dan menerus, maka akan terjadi aliran lahar yang mengalir secara cepat, dimana material tersebut merupakan percampuran antara material piroklastik dengan air.

Pada umumnya lahar mengalir melalui alur dan lembah sungai. Lahar tersebut dalam waktu yang singkat mampu mengisi penuh lembah alur sungai yang dalam menjadi penuh dengan bahan piroklastik yang sangat potensial menimbulkan banjir lahar di bagian hilir. Dengan menjadi dangkalnya alur sungai akibat penimbunan endapan lahar sedimen tersebut, pada penggal-penggal sungai tertentu seperti kelokan sungai, perubahan gradien sungai dari mering ke datar, lebar sungai yang menyempit, serta dasar sungai yang dangkal dapat menyebabkan meluapnya lahar melampaui tanggul ke kiri-kanan alur sungai dan membanjir daerah sekitar sungai.

Saat lahar mengalir melalui alur dan lembah sungai, suhu cepat menjadi dingin karena bercampur dengan air. Akibatnya menghasilkan lumpur yang bergerak cepat dan menerjang apapun yang dilaluinya. Lahar memiliki daya rusak yang tinggi karena mengangkut batu-batu besar yang ada di sungai, dan merusakkan bangunan-bangunan penahan lahar seperti bronjong, dam pengendali lahar, daerah permukiman dan lahan pertanian yang dapat tertutup oleh endapan material lahar beberpa lama, sehingga tidak dpat berfungsi sebagai lahgan pertanian dan lainnya. Dengan demikian maka bahaya lahar perlu dilakukan usaha mitigasi bencana lahar yakni untuk mengurangi risiko/dampaknya terhadap kerukan lingkungan. Cara-cara mitigasi tersebut dilakukan usaha untuk pencegahan agar sedapat mungkin bencana lahar tersebut dapat dihindari. Tindakan tersebut dapat dengan penanggulangan yang sifatnya kesiapsiagaan baik dari aspek infrastruktur pengendali bencana maupun dari aspek kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Selanjutnya setelah bencana terjadi perlu dilakukan upaya pemulihan dalam bentuk rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan lingkungan hidup dan ekonomi serta dampak sosial dan psikologis masyarakat.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi kemudahan pada penulis dalam pelaksanaan penyusunan buku ini sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Banjir lahar merupakan ancaman bencana yang berpotensi menimbulkan dampak berupa kerusakan dan kerugian besar pada berbagai sarana dan prasana. Kondisi tersebut akan membuat masyarakat terus mengalami kerugian dan kerusakan pada saat kejadian bencana-bencana selanjutnya.

Oleh karena itu, pengurangan risiko bencana gunungapi sangat dibutuhkan dalam rangka mengurangi dampak bencana di masa mendatang. Pengurangan risiko bencana lahar membutuhkan pendekatan multidisiplin dengan masukan dari berbagai hasil penelitian dari berbagai disiplin ilmu. Tulisan ini mengkaji mengenai beberapa upaya yang perlu dilakukan terhadap aspek-aspek yang terkait dengan banjir lahar, seperti bahaya gunungapi, penilaian kerawanan, teknologi penilaian bahaya, identifikasi kemampuan adaptasi dan kapasitas masyarakat serta partisipasi masyarakat dalam pengurangan risiko bencana daerah rawan bahaya lahar, serta penguatan kapasitas masyarakat pada daerah rawan bahaya.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saran serta kritik yang membangun dari para pembaca, penulis harapkan karena sangat berarti keberadaannya bagi pengembangan keilmuan tentang banjir lahar. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta,
Oktober 2014
Penulis

Penulis

Danang Sri Hadmoko - DANANG SRI HADMOKO. Dekan Fakultas Geografi UGM dan dosen di Departemen Geografi Lingkungan. Memiliki latar belakang Geomorfologi Kebencanaan dan tertarik dalam bidang isu-isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap dinamika bentanglahan dan manusia. Meraih gelar Doktor dalam bidang Geografi Fisik dari Université Paris 1, Panthéon, Sorbonne, Prancis.
Suprapto Dibyosaputro - Dr. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc., lahir di Kebumen pada tanggal 23 Maret 1952. Sejak awal pendidikan tingginya, Suprapto mendalami ilmu geomorfologi. Pendidikan D3 (B.Sc) sebagai sarjana muda diraihnya dengan bidang geografi fisik di Fakultas Geografi UGM pada tahun 1975. Untuk memantapkan pendidikannya, Suprapto Dibyosaputro melanjutkan pendidikan S1 dan meraih gelar Doktorandus (Drs) pada tahun 1977 dengan bidang yang sama. Sebagai bentuk kesungguhannya dalam bidang pendidikan, Suprapto Dibyosaputro melanjutkan studinya di ITC Belanda sebagai diploma dengan fokus ilmu geomorfologi dan sumber daya lahan. Lulus diploma ITC, Suprapto Dibyosaputro melanjutkan pendidikan masternya pada institusi yang sama dan bidang yang sama pula, lulus tahun 1984. Kembali ke Indonesia pada tahun 1984, Suprapto melanjutkan pendidikan doktornya di Sekolah Pascasarjana UGM untuk bidang Geografi.

Daftar Isi

Sampul
Halaman Judul
Copyright
Prakata
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Chapter 1 Gunungapi Dan Bahayanya
     1.1 Pendahuluan
     1.2 Mekanisme Pembentukan Gunungapi
     1.3 Persebaran Gunungapi
     1.4 Erupsi Gunungapi
     1.5 Bahaya Gunungapi
          1.5.1 Bahaya Primer
          1.5.2 Bahaya Sekunder
     Daftar Pustaka
Chapter 2 Banjir Lahar
     2.1 Pengertian Banjir Lahar
     2.2 Mekanisme Pembentukan Lahar
     2.3 Karakteristik Aliran Banjir Lahar
     2.4 Karakteristik Endapan Banjir Lahar
     Daftar Pustaka
Chapter 3 Pemetaan Kerawanan Banjir Lahar
     3.1 Pendahuluan
     3.2 Pemetaan Berbasis Toponim
     3.3 Pemetaan Berbasis Fasies
     3.4 Pemetaan Berdasarkan Basis Data
          3.4.1 Menentukan Sub-DAS dan Memperbaharui Data DEM
          3.4.2 Menentukan Perubahan Karakteristik Geomorfologi
          3.4.3 Data Kejadian Lahar dan Data Meteorologi
     3.5 Pemetaan Bahaya Lahar Dengan Pemodelan
          3.5.1 Pemodelan Lahar Menggunakan Lahar Z
          3.5.2 Pemodelan Lahar Titan 2D
     3.6 Contoh Kasus: Merapi
          3.6.1 Lahar di Gunungapi Merapi Pasca Erupsi Tahun 2010
          3.6.2 Distribusi, Frekuensi, dan Dampak Lahar Gunungapi MerapiPasca Erupsi Tahun 2010
     Daftar Pustaka
Chapter 4 Mitigasi Banjir Lahar
     4.1 Pengertian Mitigasi Banjir Lahar
          4.1.1 Pengertian Mitigasi
          4.1.2 Pengertian Banjir Lahar
          4.1.3 Pengertian Pencegahan dan Penanggulangan
     4.2 Upaya Mitigasi
          4.2.1 Mitigasi Struktural
          4.2.2 Mitigasi Non-Struktural
     4.3 Risiko Kerusakan Rumah Akibat Banjir Lahar Dingin
          4.3.1 Risiko Kerusakan Prasarana Akibat Banjir Lahar
          4.3.2 Risiko Kerugian Akibat Terhentinya Pekerjaan
          4.3.3 Risiko Kerugian Akibat Terputusnya Siklus Perdagangan dan Jasa
     4.4 Studi Kasus: Banjir Lahar Pasca Erupsi Gunungapimerapi 2010
          4.4.1 Program Tanggap Darurat Struktural
          4.4.2 Program Jangka Pendek
          4.4.3 Program Jangka Menengah
          4.4.4 Program Jangka Panjang
          4.4.5 Strategi Mitigasi Biaya Banjir Lahar Pasca Erupsi GunungapiMerapi
     Daftar Pustaka
Chapter 5 Analisis Dampak Banjir Lahar: Studi Gunungapi Merapi Pasca Erupsi Merapi Tahun 2010
     5.1 Pendahuluan
     5.2 Kejadian Lahar Di Gunungapi Merapi
     5.3 Dampak Kejadian Lahar
          5.3.1 Dampak Kejadian Lahar terhadap Morfologi Sungai
          5.3.2 Dampak Kejadian Lahar terhadap Permukiman
          5.3.3 Dampak Kejadian Lahar terhadap Infrastruktur
          5.3.4 Dampak Kejadian Lahar terhadap Lahan Pertanian
          5.3.5 Dampak Kejadian Lahar terhadap Sosial Ekonomi
     Daftar Pustaka
Chapter 6 Analisis Dampak Banjir Lahar:Studi Kasus Kali Pabelan
     6.1 Pendahuluan
     6.2 Dampak Banjir Lahar Terhadap Pertanian
          6.2.1 Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kali Pabelan
          6.2.2 Gambaran Umum Dampak Lahar terhadap Pertanian di Kali Pabelan
     6.3 Dampak Banjir Lahar Terhadap Infrastruktur
          6.3.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur di Sungai Pabelan
          6.3.2 Gambaran Umum Dampak Lahar terhadap Kondisi Infrastrukturdi Sungai Pabelan
     6.4 Dampak Banjir Lahar Terhadap Kondisi Sosial
          6.4.1 Gambaran Umum Dampak Banjir Lahar terhadap Kondisi SosialMasyarakat di Sungai Pabelan
Daftar Pustaka
Glosarium
Indeks
Tentang Penulis