Tampilkan di aplikasi

Komet si bintang berekor

Majalah Adzkia - Edisi 185
1 Desember 2021

Majalah Adzkia - Edisi 185

Komet

Adzkia
Melihat bintang berkelap-kelip di langit itu biasa. Yang luar biasa, jika kita bisa melihat bintang yang berekor. Iya, bintang berekor alias komet. Komet adalah satu jenis benda langit berukuran kecil yang mengelilingi Matahari dalam orbit lonjong, parabola, atau hiperbola. Sebuah komet terdiri dari nukleus atau inti komet yang terdiri dari batu keras, debu, es (es air, H2O), dan gas-gas beku seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), metan (CH4) dan ammonia (NH3).

Saat jauh dari matahari, komet hanyalah sebuah batu berlapis es dan gas beku biasa. Komet tidak memiliki cahayanya sendiri, dan bahkan tidak berekor. Pada fase ini, komet tidak terlihat dari bumi. Ekor komet baru terbentuk ketika komet mendekati matahari. Saat terkena energi panas dari matahari, temperatur permukaan komet akan meningkat.

Akibatnya, es dan bahan-bahan beku pada komet mencair dan menguap membentuk semacam lapisan “awan” di sekeliling nukleus. Lapisan awan ini terdorong ke luar membentuk ekor yang arahnya selalu menjauhi matahari. Komet seperti inilah yang terlihat dari bumi sebagai bintang berekor.

Komet sudah mulai diamati sejak dahulu. Salah satu peneliti komet yang terkenal adalah Edmond Halley (1656-1742) dari Inggris. Halley meneliti orbit dan memperkirakan penampakan komet di langit. Dia mengatakan bahwa komet yang pernah muncul pada tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah benda yang sama. Ia meramalkan, komet tersebut akan muncul lagi pada tahun 1758. Penampakan komet tersebut kemudian dinamai komet Halley. Terakhir, komet Halley muncul tahun 1985-1986.
Majalah Adzkia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI