Tampilkan di aplikasi

Upaya solutif memenuhi pasokan jagung pakan

Majalah Agrina - Edisi 277
23 Februari 2018

Majalah Agrina - Edisi 277

Pengembangan jagung butuh motor penggerak. Kebutuhan jagung pakan menjadi polemik nasional. / Foto : Windi Listianingsih

Agrina
Kebutuhan jagung pakan menjadi polemik nasional. Banyak pihak mera gukan capaian produksi nasional 23,5 juta ton pada 2016 karena angka impor gandum sebagai pengganti jagung yang terus naik. Sebagai tindakan mendesak jangka pendek, Dwi Andreas Santosa, Guru Besar IPB menganjurkan pemerintah segera mengimpor jagung untuk memenuhi kebu tuhan pakan ternak.

“Jagung harus segera diimpor karena akan defisit tahun ini sekitar 1,3 juta - 1,5 juta ton,” tandasnya. Khudori, anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan sependapat. “Jangka pen dek paling mudah impor jagung,” katanya. Lantas, bagaimana solusi jangka panjang yang tepat?

Jangka Panjang Untuk tindakan jangka panjang, pemerintah bisa mengambil ide Udhoro Kasih Anggoro, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian periode 2010-2015 atau Max deyul Sola, Sekjen Dewan Jagung Nasional. Udhoro meminta pemerintah fokus pada pengembangan jagung dengan target produksi 8 juta-10 juta ton gu na memenuhi kebutuhan industri pa kan dan peternak layer.

“Fokus pada 8 juta ton berdasarkan lokasi industri peternakan kecil dan besar,” ujarnya Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus mengikuti cara kerja bisnis. “Mengitung 8 juta ton di mana agar masuk harga pembelian GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak) ataupun peternak layer dengan dua syarat: mutu jagung sama harga. Ini yang harus bisa dipegang,” saran Udhoro.

Tanpa menjelaskan detail, Magister Sains lulusan IPB ini mengatakan ada tujuh provinsi yang bisa digarap untuk mencukupi jagung pakan. Dan pemenuhan 10 juta ton perlu pengawalan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).“Kalau kita semua fokus, dikawal DPR, tenang negeri ini. Akan terjadi solusi: petani akan dapat harga jagung yang bagus, industri pasti, ternak nya tidak diare karena kekurangan jagung,” urainya
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI