Tampilkan di aplikasi

Lawan kampanye negatif dengan bukti positif

Majalah Agrina - Edisi 287
16 Mei 2018

Majalah Agrina - Edisi 287

Sawit menyumbang oksigen, mensejahterakan petani, dan mengentaskan kemiskinan. / Foto : Windi Listianingsih

Agrina
Besarnya peran sawit untuk sumber bahan pangan, pakan, hingga energi terbarukan membuat beberapa negara dunia ketar-ketir. Para konsumen sawit itu pun lantas melempar berbagai isu negatif. “Mereka bilang kelapa sawit merambah hutan, penyebab kebakaran, deforestasi, dan lain-lain.

Wajib bagi kita untuk terus menantang balik dan memperjuangkan keberadaan kelapa sawit Indonesia,” tegas Bambang, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian pada acara 2nd International Conference and Expo on Indonesian Sustainable Palm Oil 2018 di Jakarta, Rabu (11/4). Indonesia, Bambang menyatakan, tidak boleh lengah akan upaya pelemahan produk minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang dilakukan pihak asing seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia, negara ini telah menyuplai ke hampir seluruh negara. Lebih dari 50% kebutuhan sawit dunia dipasok Indonesia.

Produksi CPO nasional pada 2017 mencapai 37,8 juta ton dan menjadi yang terbesar dalam sejarah industri sawit Indonesia. Sementara, posisi produsen terbesar kedua dipegang Malaysia. Secara halus Meski industri emas cair menghadapi kondisi pelik, Bambang tidak ingin Indonesia kehabisan energi karena meladeni permainan curang dari pihak-pihak yang tidak senang dengan kemajuan sawit dalam negeri.

“Kita semua sadar industri sawit kita belum sempurna dan masih ada yang perlu dibenahi. Itu yang harus kita fokuskan. Kita tantang balik dengan mem buktikan bahwa kita menjalankan industri ini dengan baik dan benar,” tandasnya. Karena itu, Dirjen menyarankan perjuangan harus dilakukan secara halus, yaitu dengan kampanye positif keber adaan industri sawit.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI