Tampilkan di aplikasi

Meretas belenggu sang penghasil devisa

Majalah Agrina - Edisi 292
17 Oktober 2018

Majalah Agrina - Edisi 292

Sawit dapat menjadi sarana pencapaian SDGs.

Agrina
Siapa bilang perkebunan sawit Indonesia hanya didominasi perusahaan-perusahaan besar? Dominasi yang mencolok itu sudah berakhir. Sejak 2000-an, kepemilikan kebun petani berkembang pesat. Dari 14 jutaan ha total luas kebun sawit nasional saat ini, milik petani 5,61 juta ha (40%), perusahaan swasta 7,07 juta (55%), dan 5% lainnya perusahaan pelat merah.

Mendatangkan Kehidupan Lebih Baik. Mengapa petani berminat mengusahakan sawit? “Sawit itu primadona. Banyak orang yang berkepentingan dan dengan sawit kita lebih sejahtera,” cetus H. Narno, Manajer Asosiasi Amanah dari Riau, mewakili suara sebagian dari mereka.

Berbicara dalam seminar yang digelar EuroCham (Kadin Eropa) dan Uni Eropa di Jakarta, 27 September silam, ia memaparkan alasan dan manfaat sawit bagi kehidupan para petani anggota asosiasi.

“Investasi lahan murah, satu kavling dua hektar mampu dikelola sendiri. Aktivitas di kebun tidak setiap hari, hanya 1-3 minggu sekali sehingga juga bisa bekerja di tempat lain. Penjualan hasil produksi mudah, dan masa produksi tanaman panjang, 20-25 tahun,” urainya di depan peserta seminar bertema “Working Together Towards Sustainable Palm Oil” itu.

Selain faktor teknis, tokoh petani swadaya tersebut memperlihatkan perubahan kehidupan yang jauh lebih layak dari sebelumnya dengan menampilkan potret rumah petani dan kantor asosiasinya.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI