Maknanya, betapa borosnya peng gunaan air di bidang pertanian. Misalnya, untuk menghasilkan 1 kg biji-bijian seperti padi memerlukan air sekitar 1.500 liter. Sementara untuk mendapatkan daging sapi 1 kg sampai siap dimasak, dibutuhkan sekitar 15.000 li ter air. Betapa banyak air yang diperlukan.
Biasanya, untuk memenuhi kebutuhan air di bidang pertanian, pelaku usaha agribisnis memanfaatkan air hujan. Namun karena volume air hujan kurang memuaskan, misalnya karena perubahan iklim, tidak bisa menjamin hasil, periode tanam dari penanaman sampai panen menjadi lebih lama dan tidak menjamin kualitas air yang diperlukan, maka petani menggunakan sistem irigasi.
Efisiensi Penggunaan Air
Untuk meningkatkan hasil dan menghemat air di bidang pertanian, ada dua metode utama sistem irigasi, yaitu irigasi tidak bertekanan dan irigasi bertekanan. Pada sistem irigasi tidak bertekanan, biasa nya memanfaatkan gravitasi. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah di permukaan tanah. Pada sistem ini, efisiensi penggunaan air sekitar 40-50%.
Maksudnya, kalau air yang dialirkan seba nyak 100 liter, yang termanfaatkan untuk tanaman sekitar 40-50%, selebihnya terbuang percuma. Pada sistem irigasi tidak bertekanan ini kita mengenal sistem irigasi genangan (flood irrigation) dan sistem irigasi alur (furrow irrigation).
Sedangkan pada sistem irigasi bertekan an kita mengenal irigasi curah (sprinkler irrigation), irigasi tetes (drip irrigation), dan irigasi pancaran mikro (microsprinkler irrigation). Pada sistem irigasi curah, kita mengenal semi-tetap (semi-fixed) dengan tingkat efisiensi pemanfaatan air untuk ta naman sekitar 65-75% dan bergerak (yang terdiri atas sistem irigasi pivot dan hose reel).
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.