Tampilkan di aplikasi

Iklim kondusif, produksi jagung siap melejit

Majalah Agrina - Edisi 296
13 Februari 2019

Majalah Agrina - Edisi 296

Peningkatan produksi jagung mengandalkan program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)

Agrina
Produksi jagung pada 2018, menurut Sumarjo Gatot Irianto, Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), mengalami surplus sebesar 14 juta ton. Produksi “emas pipilan” mencapai 30,05 juta ton pipilan kering, sedangkan kebutuhannya sekitar 15,58 juta ton. Dari mana surplus ini diperoleh?

Mencapai Surplus

Keberhasilan itu, ungkap Gatot, berkat pelaksanaan Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai sejak 2015. Bambang Sugiharto, Direktur Budidaya Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan menjelaskan, pendorong utama surplus adalah bantuan benih jagung setara 2,8 juta ha melalui program Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Namun, realisasi PATB 2018 mencapai 2,5 juta ha dan sisanya berupa Penambahan Luas Tanam Jagung (PLTJ).

“Anggaplah PATB ini petani pemula yang belum mahir, setidaknya bisa menghasilkan 5 ton/ha. Dari 2,5 juta ha PATB, menghasilkan 12,5 juta ton jagung. Surplus diduga dari itu ditambah surplus produksi lainnya,” urai Bambang pada AGRINA di Jakarta, Senin (21/1).

Kementan, imbuh Arnen Sri Gemala, Kasi Intensifikasi Jagung, Direktorat Budidaya Serelia, mengandalkan PATB untuk menggenjot produksi emas pipilan pada 2018. Pasalnya, banyak lahan telantar yang belum sempat digunakan dan ada lahan kering yang belum dipakai sama sekali. Program PATB menjangkau 31 provinsi di seluruh Indonesia. Seiring berjalannya waktu, banyak daerah berasumsi PATB harus membuka lahan baru.
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI