Tampilkan di aplikasi

Menghela produktivitas dengan bantuan alsintan

Majalah Agrina - Edisi 305
14 November 2019

Majalah Agrina - Edisi 305

Traktor menyiapkan lahan dengan lebih cepat.

Agrina
Manfaat bantuan alsintan itu sangat signifikan. Produksi meningkat signifikan dari sebelumnya itu rata-rata 8-9 ton/ha pada 2015, sekarang minimal 10 ton. Bahkan, panen terakhir saya (musim tanam kedua) 11 ton lebih per hektar,” ujar Karjono dengan nada gembira ketika dihubungi AGRINA (12/11). Produktivitas sebesar itu dicapai varietas Sunggal.

Varietas ini paling banyak dipilih petani lantaran tahan wereng karena wilayahnya terbilang endemik serangan hama utama padi tersebut. Selain Sunggal, juga banyak varietas Situ Bagendit. Tambahan Pendapatan Lebih jauh Manajer Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Bagyo Mulyo di Desa Dalangan, Kec. Tawangsari, Sukoharjo, Jateng, ini, merinci tambahan pendapatan petani.

“Dari dua hektar lahan sendiri, saya bisa mendapatkan Rp110 juta dikurangi sekitar Rp15 juta. Sebelum dengan mesin, pendapatan Rp70 juta dikurangi Rp22 juta,”paparnya mencontohkan dampak positif penggunaan alsintan. Mengapa produktivitas padi bisa lebih baik? Karjono yang tergabung dalam Gapoktan Tani Mandiri ini menjelaskan, lahan diolah dengan traktor roda empat lebih baik, tetapi memang diakuinya berbiaya lebih tinggi dibandingkan traktor roda dua.

Setelah olah tanah, bibit ditanam dengan mesin tanam (transplanter). “Pengaruh tanam pakai mesin, bibitnya kan muda. Tanamnya dangkal sehingga setiap satu rumpun bisa tumbuh 40 batang anakan itu biasa. Anakan keluar dari tunas pertama. Tanam manual itu ditekan ke dalam, jadi paling 25 anakan yang keluar dari tunas ke keempat atau kelima. Jadi, tanam dengan mesin, anakannya lebih banyak,” ulas pensiunan guru SMA Tawangsari ini
Majalah Agrina di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI