Tampilkan di aplikasi

Komunitas Indonesian Reenactors, mengemas sejarah lebih menarik

Majalah airmagz - Edisi 44
5 Oktober 2018

Majalah airmagz - Edisi 44

Indonesia Reenactors memang identik dengan seragam tentara Jerman. Sejak awal didirikan para anggotanya lebih tertarik berperan sebagai tentara Jerman. / Foto : dokumentasi Aryo Bimo Notohadikoesoemo

airmagz
Banyak cara untuk merawat ingatan tentang sejarah sebuah bangsa. Meski diakui tak sedikit yang malas mempelajarinya. Apalagi ketika dipaksa untuk menghafal tanggal kejadian, nama tokoh maupun peristiwa tanpa tahu latar belakang yang melingkupinya. Namun ada cara yang unik dan jauh dari kata membosankan, yakni dengan melakukan reenactment. Apa itu?

Reenactment merupakan reka ulang yang bertujuan untuk melakukan edukasi dimana para pelakunya (reenactors) makin mencintai sejarah suatu bangsa. Yang pasti reenactment mampu menampilkan sejarah dengan cara yang berbeda. Dalam hal ini reenactors diajak terlibat langsung berperan dalam sebuah peristiwa sejarah.

“Mengenalkan sejarah pada anakanak sekarang tidak mudah. Dengan cara konvensional seperti yang diajarkan di sekolah membuat sebuah peristiwa sejarah menjadi tidak menarik. Mereka harus menghafal segala hal yang terkait dengan semuanya mulai dari nama, tanggal, tempat peristiwa tanpa bisa membayangkan kejadian yang sebenarnya.

Dengan menjadi reenactors mereka bisa mendapat gambaran yang jelas dan lebih menarik,” ujar Aryo Bimo Notohadikoesoemo, salah seorang anggota Komunitas Reenactors Indonesia (IDR).

Meski di luar negeri penggemar reka ulang ini sudah ada sejak tahun 1990- an, di Indonesia komunitas ini baru resmi terbentuk tahun 2009 dengan nama Indonesian Reenactors (IDR). Anggota IDR biasanya memiliki keter tarikan yang berbeda, ada yang tertarik dengan peristiwa Perang Dunia II, perang sipil di Amerika, atau perang kemerdekaan Indonesia.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI