Tampilkan di aplikasi

Nahasnya akhir riwayat kapal udara Zeppelin

Majalah airmagz - Edisi 47
7 Januari 2019

Majalah airmagz - Edisi 47

Kapal udara Zeppelin sukses terbang perdana di dekat Friedrichshafen, Jerman, pada bulan Juli 1900. Sebelum peluncuran Zeppelin, sang kreator sempat dicap sebagai manusia ‘paling bodoh’ sedunia. Siapa sangka, kapal berbentuk tabung di udara, rupanya disambut antusias dunia. / Foto : undark.org

airmagz
Hampir seperempat juta orang senantiasa berduyun-duyun menantikan kapal tersebut melintas di pelbagai tempat di dunia. Namun nahas, hegemoni kapal udara raksasa yang sudah berlangsung lebih dari 30 tahun, boleh dikatakan, harus berakhir hanya dalam tempo 34 detik. Pada masa imperialisme kuno, pelbagai aktivitas perdagangan ataupun mobilisasi manusia antar negara, hanya memanfaatkan jalur laut untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.

Begitu pun pada masa imperialisme modern, meskipun teknologi mesin sudah mulai ditemukan, hal tersebut belum bisa mengantarkan manusia berada di udara selama berjam-jam untuk melintasi ruang dan tempat. Sebelum era pesawat modern seperti yang kita kenal sekarang ini, lalu lintas udara pada abad ke-19 masih dihiasi oleh teknologi kapal udara. Adapun kapal udara pertama yang kemudian mempelopori lahirnya era penerbangan sipil di dunia adalah kapal udara Zeppelin.

Graf Ferdinand von Zeppelin Gagasan kapal udara sebenarnya telah muncul sejak abad ke-16. Selama berabadabad, para ilmuan berupaya mendapatkan cara agar manusia dapat terbang. Sebelum Graf Ferdinand von Zeppelin menjadi manusia per tama yang mewujudkan teknologi tersebut, ilmuan dari Perancis, Joseph-Michel dan Jacques-Étienne Montgolfier, sempat memantiknya.

Saat itu, tepatnya pada abad ke-18, keduanya sempat melihat terdapat asap yang membumbung tinggi. Dari sana, kemudian mereka menarik kesimpulan, bahwa asap yang membumbung tinggi di udara tersebut pasti memiliki sifat khusus yang dapat mengantarkan manusia berada di udara.

Tak lama setelah kejadian tersebut, mereka membuat sebuah kantong besar dari kertas dan kain serta meletakannya di api yang mengepulkan asap. Eksperimen kecil-kecilan tersebut rupanya disaksikan oleh penduduk desa yang berkumpul hingga membuat mereka tercengang. Efek dari api yang mengepulkan asap berhasil membuat kantong besar yang diujikan terbang jauh ke angkasa.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI