Tampilkan di aplikasi

Harga tiket selangit penumpang menjerit

Majalah airmagz - Edisi 48
7 Februari 2019

Majalah airmagz - Edisi 48

Pangsa pasar penumpang pesawat Indonesia sangat besar. / Foto : Airmagz

airmagz
Sektor penerbangan di Indonesia sejatinya sangat prospektif. Dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di dunia, Indonesia merupakan pasar yang empuk untuk digarap. Tidak hanya oleh maskapai domestik tapi juga maskapai asing. Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, mencatat jumlah penumpang tahun 2017 sebanyak 130 juta bisa tumbuh 11 persen di tahun berikutnya menjadi 140 juta orang.

Dari angka tersebut, Indonesia akan memiliki pertumbuhan penumpang tertinggi di ASEAN. Indikator menggeliatnya sektor penerbangan bisa terlihat dari gencarnya pembangunan bandara di beberapa kota, beserta berbagai fasilitas dan akses pendukungnya. Ditambah lagi dengan dibukanya rute-rute baru serta penambahan frekuensi penerbangan ke sejumlah wilayah Indonesia dan ke luar negeri, tak pelak, bisnis penerbangan di negeri ini pun semakin bergairah.

Semua indikator positif itu kian diperkuat dengan pengakuan dar i dunia internasional perihal standar keselamatan penerbangan. International Civil Aviation Organization (ICAO) merilis skor keselamatan penerbangan Indonesia berhasil menembus angka 81,15, jauh di atas rata-rata negara lain di dunia yang hanya 62 persen. Perusahaan airline domestik juga makin percaya diri bersaing dengan maskapai asing.

Tapi apa yang terjadi? Saat rasa bangga itu membuncah, publik tanah air dikejutkan dengan peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang yang menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat. Belum reda ingatan atas kasus itu, masyarakat kini harus menerima kenyataan saat sejumlah maskapai ramai-ramai menaikkan tarif tiket pesawat.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI