Tampilkan di aplikasi

Deri Asta, Walikota Sawahlunto melirik Coal Mining Heritage sebagai warisan duni

Majalah airmagz - Edisi 54
8 Agustus 2019

Majalah airmagz - Edisi 54

Deri Asta

airmagz
Ini merupakan mandat konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia (Convention concerning the Protection of World Cultural and Natural Heritage), atau disebut sebagai Konvensi Warisan Dunia 1972, secara tidak langsung, telah mengukirkan sejarah untuk Sawahlunto Kota Wisata Tambang Berbudaya.

Warisan Tambang Ombilin Sawahlunto, mencatatkan dirinya yang kelima bagi Indonesia, setelah Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), dan Lanskap Budaya Provinsi Bali Sistem Subak sebagai Manifestasi dari Filosofi Tri Hita Karana (2012).

Kota kecil, dengan penduduk sekitar 56 ribu jiwa, biasa disebut kolonial Hindia Belanda sebagai Lonto kloof atau lembah Lunto ini, kini mendunia. Namanya terukir manis di lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di bidang Kebudayaan dan pendidikan UNESCO. Karena warisan ini dianggap memenuhi kriteria internasional untuk di inskripsi menjadi warisan dunia.

Ada tiga rangkaian sejarah yang dicetuskan pada masa Hindia Belanda telah mengilhami tambang Ombilin mendapat predikat the World Heritage, karena sitem pertambangannya ada di Sawahlunto, tapi hasil produksinya dibawa keluar menggunakan transportasi kereta api melalui 6 kabupaten/kota di wilayah Sumatera Barat, lalu disimpan sementara pada Silo Gunung, Pelabuhan Emmahaven, atau Teluk Bayur sekarang.

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi perintis pada abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lokal sangat terlihat jelas dibarengi dengan praktik tradisional, serta nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara Ombilin sangat kental dimiliki masyarakat Sumatera Barat.

Begitu juga dengan hubungan sistemik antara industri penambangan batubara dengan sistem perkeretaapian dan pelabuhan, sangat berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial di Sumatera dan di Eropa saat itu. Hal inilah yang menggambarkan begitu dinamisnya keberadaan Tambang Batubara Ombilin ketika itu
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI