Tampilkan di aplikasi

Bandara Internasional Daxing, si ‘bintang laut’ bandara masa depan

Majalah airmagz - Edisi 57
12 November 2019

Majalah airmagz - Edisi 57

Desain Bandara Daxing yang mirip bintang laut.

airmagz
Ide pendirian Bandara Daxing sendiri sudah muncul sejak 2008 lalu. Pemerintah Tiongkok baru merealisasikan pembangunan pada 2014. Bandara yang berlokasi 50 km dari selatan Beijing ini ditujukan untuk menggantikan peran Bandara Internasional Beijing Capital (BCIA).

Di Beijing sendiri ada dua bandara internasional lain, yakni BCIA dan Bandara Beijing Nanyuan (NAY). Bandara Nanyuan sendiri merupakan bandara pertama Beijing sekaligus tertua yang ada di China dan sudah beroperasi selama 109 tahun lamanya. Namun, Bandara Nanyuan saat ini hanya melayani penerbangan China United Airlines. Selain itu, bandara tersebut juga ditutup bersamaan dengan peresmian Bandara Daxing.

Sedangkan bandara internasional lainnya, BCIA, menjadi pintu masuk utama penerbangan ke Beijing. Sejak dioperasikan pada 1978 lalu, BCIA merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia kedua setelah Bandara Atlanta-Hartsfield Jackson di Amerika Serikat. Pada 2018 lalu, bandara mencatat rekor karena telah melayani 100 juta penumpang selama setahun. Padahal, BCIA dirancang untuk mengakomodir 85 juta penumpang tiap tahunnya.

Akibat penuhnya layanan, BCIA menjadi bandara dengan tingkat kepadatan dan keterlambatan yang tinggi. Untuk itulah, pemerintah Tiongkok membuat Bandara Daxing sebagai bandara alternatif dalam meminimalisir penumpukan barang dan penumpang. Namun Daxing bukan hanya digadang sebagai bandara pendamping, tetapi China merancang bandara ini sebagai pengganti peran BCIA. Ini dibuktikan dengan biaya pembangunan yang mencapai 80 miliar yuan atau setara dengan Rp158,7 triliun.
Majalah airmagz di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI