Tampilkan di aplikasi

Buku Amerta Media hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Perempuan - Perempuan Api Persyarikatan

Kisah Perempuan Muhammadiyah Banyumas Berkiprah Di Tengah Badai Corona

1 Pembaca
Rp 59.000 34%
Rp 39.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 117.000 13%
Rp 33.800 /orang
Rp 101.400

5 Pembaca
Rp 195.000 20%
Rp 31.200 /orang
Rp 156.000

Pembelian grup
Pembelian buku digital dilayani oleh penerbit untuk mendapatkan harga khusus.
Hubungi penerbit

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Pandemi yang telah berlangsung sejak awal 2020 sampai saat ini masih belum menemukan titik terang kapan akan berakhir. Meskipun, berbagai aktivitas yang semula dibatasi mulai berangsur normal dengan tetap mematuhi standar prokes. Pandemi juga memberikan dampak yang cukup banyak di semua sendi kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesenian dan lainnya. Namun, di balik itu semua ada banyak hikmahnya juga. Seperti kita yang menjadi terlatih lebih disiplin, peduli dengan kebersihan, lebih bersyukur, dan lainnya. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Banyumas sebagai gerakan perempuan muda Banyumas tidak mau hanya ikut larut dalam melankoli keterpurukan akibat pandemi. Dengan segala keterbatasan di tengah kondisi yang serba terbatas, kader Nasyiatul. Aisyiyah Banyumas terus berupaya bangkit dan tetap bertahan. Buku ini ada kumpulan kisah tentang рerempuan-perempuan api persyarikatan Muhammadiyah Banyumas yang terus berjuang dan memberikan kontribusi untuk negeri. Dalam buku ini banyak sekali kisah inspiratif dan memotivasi dari perempuan tangguhmng selalu berjuang dijalan Allah.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Alfiatin / Ari Prastiwi / Eka Rosiyani / Eka Widyanti / Fitri Wahyuningsih / Indar Wahyuningrum / Mutiara Dien Safitri / Nining Rudiati / Nur Asih Wulandari / Rima Yulianti / Sugiarti / Tartiti / Tri Mulyani

Penerbit: Amerta Media
ISBN: 9786234190434
Terbit: Januari 2022 , 129 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Pandemi yang telah berlangsung sejak awal 2020 sampai saat ini masih belum menemukan titik terang kapan akan berakhir. Meskipun, berbagai aktivitas yang semula dibatasi mulai berangsur normal dengan tetap mematuhi standar prokes. Pandemi juga memberikan dampak yang cukup banyak di semua sendi kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, kesenian dan lainnya. Namun, di balik itu semua ada banyak hikmahnya juga. Seperti kita yang menjadi terlatih lebih disiplin, peduli dengan kebersihan, lebih bersyukur, dan lainnya. Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Banyumas sebagai gerakan perempuan muda Banyumas tidak mau hanya ikut larut dalam melankoli keterpurukan akibat pandemi. Dengan segala keterbatasan di tengah kondisi yang serba terbatas, kader Nasyiatul. Aisyiyah Banyumas terus berupaya bangkit dan tetap bertahan. Buku ini ada kumpulan kisah tentang рerempuan-perempuan api persyarikatan Muhammadiyah Banyumas yang terus berjuang dan memberikan kontribusi untuk negeri. Dalam buku ini banyak sekali kisah inspiratif dan memotivasi dari perempuan tangguhmng selalu berjuang dijalan Allah.

Pendahuluan / Prolog

Kata Pengantar
Assalamua’alaikum warrahmatullohi wabarakatuh Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kenikmatan terhadap kita semua sehingga di tengah pandemi yang melanda negeri ini PDNA Banyumas bisa terus memberikan kontribusi terhadap umat. Solawat serta salam selalu tercurah kepada uswah wa khudwah kita Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan peradaban dunia, dan mudah-mudahan kita termasuk golongan ummatnya yang istiqomah di jalanya hingga yaumil qiyamah, aamiin.

Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 perama pada pertengahan awal maret 2020, yang menginfeksi tubuh manusia dan berdampak luar biasa terhadap berbagai kehidupan.

Covid-19 membuat masyarakat menjadi sadar akan pentingnya kebersihan yang selama ini selalu diabaikan padahal dalam Al-Qur’an, telah disebutkan bahwa kebersihan itu sebagian dari iman, yang seharunya kita sebagai umat islam istiqomah dalam mengamalkan ajaran tersebut.

Covid-19 ini juga berakibat besar terhadap tatanan keluarga, yang mana ketahanan keluarga pada saat ini sangatlah diuji untuk terus menjadi keluarga yang sakinnah mawaddah wa rrahmah. Ada banyak hal yang membut kita jadi semakin sadar bahwa ketaatan terhadap Allah-lah yang menjadi kunci utama dalam menghadapi pandemi. Kembali kepada Al-Qur’an dan ass-sunnah adalah cara kita yang terbaik untuk terus menjadi ummat yang kuat dalam iman, ilmu, dan amal soleh.

Covid-19 membuat keluarga kembali ke rumah, bagaimana menciptakan baiti jannati (rumahku surgaku), dengan segala keterbatasan yang dimiliki masing-masing anggota keluarga mampu saling melengkapi, saling memahami, dan menghargai anggota keluarga yang lain. Di tengah pandemi seorang ayah harus mampu menjadi imam yang terbaik dalam kelurganya walaupun dengan segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki, seorang ayah harus mampu menjadi imam shalat untuk keluarganya yang mungkin selama ini jarang untuk dilakukan. seorang ayah juga harus mampu menjadi uswatun khasanah agar keluarga yang dipimpinya tetap bahagia di saat saat kondisi yang serba terbatas ini. Peran ayah juga bertambah di samping harus tetap bekerja untuk mencari nafkah kelurga ayah juga memastikan bahwa kesehatn, keselamatan keluarganya tetap terjaga.

Pandemi ini mengajarkan kita terus belajar dan belajar mengharagai peran ganda setiap anggota keluarga, ibu yang selama ini hanya beperan domestik sekarang merangkap menjadi guru bagi anak-anaknya. Berbeda dengan ibu yang bekerja harus tetap bekerja, menjadi ibu rumah tangga dan menjadi guru juga bagi anak-anaknya, menjadi ibu yang multitalent adalah suatu hal yang luar biasa, mudah-mudahan ibu-ibu ikhlas, dan ridho terhadap peran ganda sehungga menjadi ladang amal dan terjadinya ketahanan dalam keluarga.

Anak anak juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi, yang semula mereka pagi hari berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu, sekarang mereka harus beladar secara daring di rumah, dengan segala keterbatasan ayah, ibu atau kakak yang menjelma sebagai guru di dalam rumahnya, kadang ponsel yang harus berbarengan, sinyal yang susah dan berbagai keterbatasan yang dimiliki di rumahnya. Ini menjadikan kita bersama-sama belajar untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru, dan harus tetap dalam kondisi yang bersyukur dan ridho atas segala yang telah Allah tetapkan untuk kita semua sehingga menjadikan kita terus mengambil ibroh dari pandemi ini.

Di tengah pandemi ini dari setiap keluarga kita jadi banyak belajar untuk saling menghargai, menghormati, dan saling memahami akan peran tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota kelurga. Pademi ini mengajarkan kita akan indahnya sebuah keluarga yang jika dilandasi saling menghargai, saling memahami saling menghormati akan tercipta ketahanan kelurga yang akan melahirkan keluarga yang sakinnah mawaddah wa rrahmah. Di tengah pandemi ini kita harus bisa mengolah rasa, emosi bahkan mengolah asa di mana kita harus terus bejuang, terus bahagia, dan optimis bahwa pandemi ini sebetulnya mengajarkan kita akan keagungan Allah yang menyadarkan kita bahwa kita hidup di dunia hakikatnya hanya untuk terus beribadah dan beribadah, sehingga apa yang kita lakukan, setiap perbuatan yang kita kerjakan senantiasa bernilai ibadah terhadap Allah.

Di tengah pandemi kepekaan sosial juga harus terus ditumbuhkan, sebagai kader Nasyiah kita juga harus terus bergerak memberikan kontribusi terhadap kemaslahatan umat sebagai bagian dari kesolehan sosial.

Nasyiatul Aisyiyah terus hadir memberikan warna untuk tetap berdakwah ditengah keterbatasan gerak, terus menebar manfaat untuk ummat dengan semaksimal mungkin memberikan apa yg kita bisa, dan apa yang kita punya, sebagai bagian dari dari rahmatan lil ‘alamin.

Banyak peristiwa yang membuat kami jadi terus belajar dan mengambil ibroh dari setiap kejadian, ketika semua ujian, cobaan kita lalui dengan ikhlas dan ridha insyaAllah kita tetap bersyukur atas setiap kejadian yang kita alami. Banyak cerita lucu yang membuat kita tertawa dalam indahnya sebuh keluarga, banyak kejutan kejutan yang terjadi disetiap keluarga yang membuat kita jadi terus semangat untuk brlajar dan belajar sehingga ketahanan kelurga tetap tercipta.

Kita hanya bisa berdoa semoga apa yang kita alami saat ini menjadikan kita semakin beriman dan bertakwa terhadap Allah SWT, dengan kembali kepada keluarga kita semakin memahami arti pentingnya baiti jannati bagi keluarga kita dan mudah mudahan kita bisa mengambil pelajaran dari pandemi yang melanda negeri ini, aamiin yaa rabbal’almin.

Ketua PDNA Banyumas
Indri Krisnawati S.Sos

Penulis

Alfiatin - Alfiatin. Perempuan asal Purbalingga yang tergila-gila dengan susunan kata indah, dan membuatnya menjerumuskannya masuk dunia jurnalistik. Hanya seorang pembaca yang selalu percaya bahwa sebuah perjalanan panjang diawali dengan satu langkah penuh keyakinan. Dan meyakini semuanya bisa dilakukan jika didasari kecintaan. Pernah menulis buku bersama teman jurnalis di Banyumas berjudul Di Tepi Serayu Aku Merindu (Gramedia Pustaka Utama). Jangan segan untuk menyapa di instagram @alfi.sober, let’s be friend!.
Ari Prastiwi - Ari Prastiwi S.Pd. Ibu rumah tangga yang mengabdikan diri sebagai abdi negara di Kabupaten Cilacap sebagai seorang ASN. Perempuan asal Wangon Kabupaten Banyumas ini sangat menyukai buah asal Papua, Matoa. Untuk lebih dekat, bisa ditemukan di akun facebook Ari Prastiwi atay Instagram @ari_prastiwi_azzarin.
Eka Rosiyani - Eka Rosiyani, S.Pd.AUD. Lahir di Banyumas pada 18 Oktober 1982. Sejak 1April 2004 mengabdi menjadi guru TK Pertiwi Karangrau Sokaraja, karena kecintaannya pada dunia anak-anak. Sejak Januari 2020 mulai diberi tanggung jawab untuk menjadi Kepala Sekolah TK Pertiwi Karangrau. Pada tahun 2012 pernah menjadi Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Banyumas, dan mewakili guru Banyumas lomba di tingkat Provinsi. Saat lomba di tingkat Provinsi, ia mulai ikut aktif di PDNA Banyumas, diajak dan dirangkul oleh Nasyiah Isnawati, hingga saat ini, walaupun tidak seaktif nasyiah-nasyiah yang lainnya di PDNA Banyumas, tapi Eka merasa senang menjadi anggota PDNA Banyumas. Ia masih sangat menyukai menulis buku diary dan menulis di media sosial.
Eka Widyanti - Eka Widyanti, S. Pd. Pembelajar asal Purwokerto Wetan yang sangat menyukai travelling. Seorang pendidik yang jatuh cinta dengan design content dan masih aktif belajar apa pun. Karena baginya, hidup harus terus belajar. Eka bisa ditemui di Instagram @ekamoseley
Fitri Wahyuningsih - Fitri Wahyuningsih, S.S. Perempuan yang tinggal di Wangon Kabupaten Banyumas. Ia merupakan seorang full time mom yang sedang belajar banyak hal baru. Pernah menjadi pendidik sebelum mengabdikan diri menjadi full time mom. Dan selalu mencoba mencari metode pembelajaran baru untuk anak-anak yang bisa diterapkan pada anak-anaknya. Ia bisa ditemui facebook Fitri Wahyuningsih dan Instagram @fiewn
Indar Wahyuningrum - Indar Wahyuningrum, S.Pd. Seorang penikmat senja dan kopi yang tinggal di Cilongok Kabupaten Banyumas. Saat ini ia mengajar di TK Aisyiyah Jatisaba, Pengelola TPQ At-Taqwa Jatisaba, dan Tim Tenton Qur'an Mafaza. Ia sangat gemar berorganisasi dan menonton Drama. Untuk mengenal lebih jauh bisa kunjungi facebook Indar Wahyuningrum dan Instagram @indarningrum
Mutiara Dien Safitri - Mutiara Dien Safitri, S.Tr. Keb. Perempuan yang lebih akrab dipanggil Dien atau Dini adalah seseorang yang menyukai dunia literasi. Baginya literasi tidak hanya menjadi jendela dunia, tetapi menjadi pintu awal untuk bisa menjelajahi banyak kisah.
Nining Rudiati - Nining Rudiati. Perempuan asal Kabupaten Banyumas yang bekerja sebagai penjahit sekaligus mengabdikan diri menjadi seorang ibu rumah tangga dan kader posyandu balita dan lansia. Ia sangat menyukai membaca dan menjadi seorang stamp collector. Ia bisa ditemui di Instagram @niningrudiati
Nur Asih Wulandari - Nur Asih Wulandari, M. Pd. Seorang pendidik di SD UMP asal Wangon Kabupaten Banyumas. Selain kesibukannya dalam mengajar, penulis juga menyukai traveling dan kegiatan sosial karena banyak menemukan hal baru dalam setiap kesempatan. Baginya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya, khoirrunnas anfa'uhum linnas. Terus berusaha menjadi yang terbaik dan berguna bagi sesama. Ia dapat ditemui di instagram @nurasihwulandari96
Rima Yulianti - Rima Yulianti. Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kedungwuluh Lor, Kecamatan Patikraja. Ia juga merupakan marketer di Rumah Madu "NATURAL" dan memiliki hobi ngetrip bersama keluarga. Untuk komunikasi dengan penulis bisa melalui Facebook Rima Yulianti dan Instagram @Rima Ummu Gagah
Tartiti - Tartiti, S. Pd.I. Seorang guru di MI Muhammadiyah Pasir Lor sejak tahun 2003 sebagai ASN yang diperbantukan di MI Muhammadiyah Pasir Lor Kecamatan Karanglewas Sejak tahun 2007. Selain menjadi guru, ia juga aktif di organisasi Nasyiatul Aisyiyah Banyumas.
Tri Mulyani - Tri Mulyani. Perempuan asal Wangon yang suka membaca dan menonton bola. Saat ini ia focus menjadi seorang ibu rumah tangga yang aktif di kegiatan Nasyiatul Aisyiyah ranting, cabang, dan daerah. Tri bisa ditemui di instagram @trimbil_mul dan facebook tri mulyani

Daftar Isi

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Santika
     Banyak hikmah yang bisa diambil
     (Bukan) Drupadi
     Perjalanan
     Refleksikan Apa Yang Dibenarkan Hatimu
     Berubah?? Siapa Takut!!!
     Pahlawan Tak Pernah Mengeluh
     Jet Lag Pendidikan
     Biarkan Doamu Menembus Langit
Citrapatra
     Menata Hati Saat Pandemi
     Renjana
     Menikah Di Masa Covid
     Pandemi Covid-19? Sebuah Komtemplasi
     Guru Dadakan
     Nyewa Langit
     Berprasangka Baik
     Indahnya Pandemi
     Bekerja Di Tengah Pandemi Covid-19
     Cordoba; Kisah Cinta, Cita, Dan Perjuangan
     Perjalanan Menuju Calon Guru Penggerak
     Upgrade Diri Di Tengah Pandemi
     Karena Allah Maha Berkehendak
Profil Penulis