Tertakdir berada di deretan nama para pemangku wahyu Ilahi menjadi anugerah yang tak bisa ditukar dengan gelimang materi. Hafizh Hafizhah bukan hanya sebatas gelar, tetapi ada ikatan suci sehidup semati dengan ayat-ayat Ilahi. Semakin tinggi puncak yang didaki, semakin sulit juga rintangan yang dihadapi. Kalamullah suci, maka pengembannya pun harus suci. Berbagai tempaan pun akan datang silih berganti, menguji sedalam apa cinta yang terpatri, sekuat apa kesungguhan upaya bersama Qur'an di segala kondisi. Tak peduli sehat, sakit, lapang, dan sempit. Tugas ngrumat itu harus ditunaikan jika ingin meraih rida Al Hafidz, Allah Robbul 'Izzati. Bagaimana liku-liku proses menghafal para pejuang ayat-ayat-Nya? Mampukah mereka melewati batu karang dan badai ujian? Buku berjudul Perindu Mahkota Surga ini memintal kisah nyata dari para pejuang Kalamullah dari berbagai latar belakang. Berbagai cara mereka tempuh untuk mengeja rasa dalam setiap huruf yang dilafazkan.

Bismillah ….

Alhamdullilah atas izin Allah, Dzat Yang Mahaindah buku berjudul Perindu Mahkota Surga bisa hadir di tengahtengah para pembaca. Setelah melewati bermacam rintangan yang menggoyahkan azam dan semangat para penulis, akhirnya serpihan kisah perjuangan mereka berhasil diabadikan dalam buku sederhana ini.

Al-Qur’an, kitab agung sebagai penunjuk jalan seluruh umat muslim. Menyentuhnya harus dalam keadaan suci dari hadas, membacanya selalu bernilai pahala, membacanya dengan tartil semakin terdengar indah, meresapinya mampu memupuk rindu, memahami maknanya menjadi penerang gelapnya jiwa, mengkaji isinya bak menyibak rahasia-Nya yang tiada habisnya.

Itulah sabda Sang Maha Segala, disampaikan lewat wasilah malaikat Jibril, sang pembawa wahyu dan diterima langsung oleh khatamul anbiya’, nabi paling mulia yaitu Nabi Muhammad saw. Disebarkan kepada kaum muslimin di berbagi belahan negeri. Lalu dijaga dalam ingatan suci para sahabat dan tabiin. Ditulis dalam media sederhana berbentuk pelepah kurma dan tulang belulang. Hingga akhirnya, kini menjelma menjadi mushaf yang terus dijaga kesuciannya hingga akhir zaman.

Ia mampu menembus segala dimensi peliknya permasalahan umat manusia, menjadi solusi dari setiap gelapnya ambisi dunia. Ia selalu jadi penawar luka di tengah hiruk-pikuk modernisasi. Ia tak mempan dilawan jutaan ateis atau ribuan teroris. Ia tetap agung sebagai kalam-Nya yang selalu terjaga lewat lisan dan hati para pejuang Al-Qur’an. Mereka itulah yang kami sebut sebagai hafizh dan hafizhah Memilih menjadi hafizh bukanlah perkara mudah. Di pundaknya, ia memikul tanggung jawab yang kerap diiringi dengan rintangan dan ujian. Namun, hati yang sudah terpatri untuk menjadi penjaga Kalam-Nya tak menyurutkan niat dan tekad para penghafal Al-Qur’an dalam menghadapi segala rintangan yang menghalau setiap langkah. Mereka harus bertaruh jiwa dan raga untuk sebuah mahkota surga yang kelak akan dihadiahkan kepada kedua orang tuanya.

Meskipun aneka rupa ujian tersaji, tetapi langkah untuk ziyadah hafalan tak boleh terhenti. Sebab menjadi sang hafizh tak semata-mata mengharap prestise duniwai melainkan rida Sang Ilahi yang lebih kekal abadi.

Buku ini berisi tentang kumpulan kisah nyata para pejuang Al-Qur’an, yang tak lelah menopang diri sebagai penjaga sabda cinta-Nya. Semoga dengan hadirnya buku ini ada banyak ibroh tentang perjuangan menghafal yang bisa dipetik para pembaca. Semoga hal ini menambah rasa cinta dan suka cita untuk berani memulai dan melanjutkan proses menghafal AlQur’an. Semoga dengan barokah Al-Qur’an, KMO OB akan terus melahirkan karya-karya tulis yang sarat makna di bulanbulan berikutnya. Selamat membaca!

Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Sahaya Cinta
Dengan Cinta, Tanpa Paksaan
Undangan Cinta Melalui Kalam-Nya
Allah Tak Pernah Salah Alamat
Menelisik Hati yang Rapuh
Nazar Cinta Sang Hafizhah
Menggapai Utrujah
Kekasih Sehidup Semati
Jangan Jadikan Aku Mantan Penghafal Qur'an
Di Persimpangan Garis Takdir
Senja di Ibu Kota
Al-Qur’an yang Tersimpan di Hati
Sedekah Langit
Yakinlah! Akan Indah pada Waktunya
Buku-buku KMO Oliends Book
BLURB