Pemuda adalah kekuatan. Pada fase ini seseorang berada pada puncak kekuatan fisik, tenaga, semangat, akal, dan sebagainya. Potensi besar inilah yang menjadikan para pemuda disebut sebagai agen perubahan. Sosok yang mampu berpikir jernih dan visioner untuk mengubah keterpurukan menjadi kejayaan. Sebutlah dalam sejarah, pahlawan besar pembebas al-Aqsha, dia adalah Muhammad al-Fatih.
Berawal dari keresahan melihat penindasan yang terjadi diiringi janji dari sang Nabi yang pasti terjadi, pemuda al- Fatih dengan kekuatan iman dan semangat baja, berhasil merebut al-Aqsa. Kekuatan ini mestinya senantiasa berada di atas rel kebenaran. Apabila kekuatan ini tidak dipergunakan untuk mengikuti petunjuk wahyu maka besar kemungkinan kekuatan ini akan condong untuk menuruti hawa nafu. Sementara, nafu senantiasa mengajak kepada keburukan.
Pemuda da lam kepungan syubhat da n syahwat Hari ini gelombang fitnah bak sunami yang siap meluluh lantakkan setiap bangunan. Sementara, benteng pertahanan mulai rapuh. Demikianlah keadaan pemuda dalam kepungan syubhat dan syahwat.. Rasulullah sangat mengkhawatirkan dua fitnah ini menjangkiti umatnya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ahmad).
Fitnah syubhat akan merusakkan ilmu dan keyakinannya. Penyakit ini berakibat pada kaburnya pandangan seseorang kepada kebenaran. Ia tidak bisa mengenali kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Dalam kondisi yang labih kritis ia akan menyakini kebenaran sebagai kemungkaran dan yang mungkar dianggap kebenaran, melihat al-haq sebagai kebatilan dan yang batil sebagai al-haq.
