Musibah adalah bagian dari hidup manusia. Allah akan mendatangkan musibah baik ringan maupun berat, besar maupun kecil dalam kehidupan kita. Di manapun musibah datang selalu mengandung tiga kemungkinan pesan di dalamnya, tergantung dari sudut mana kita melihatnya.
Musibah mungkin datang sebagai cobaan atau sebagai peringatan atau bahkan sebagai hukuman. Musibah yang bermakna cobaan akan datang kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada Allah, musibah dikirim untuk mengetahui kadar keimanan mereka.
Semakin dia beriman, semakin berat cobaan yang dia dapatkan. Allah berfirman yang artinya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘kami telah beriman’, sedangkan mereka tidak diuji. Sesungguhnya Kami telah menguji orangongrang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS. Al-Ankabut; 2-3)
Jalan cerita hidup orang beriman tak selalu mulus, tak selalu berjalan dengan mudah. Tapi hidup mereka penuh liku bertabur halang rintang yang menghadang. Mereka mendapat ujian dan cobaan, baik yang berasal dari sesama manusia ataupun dari alam yang bergejolak. Setiap cobaan datang, Allah menghendaki kebaikan di dalamnya bagi orang-orang yang beriman.
Dengan cobaan Allah ingin meningkatkan derajat orang mukmin di sisi-Nya jika dia bersabar menghadapinya. Allah juga menghapuskan dosa dengan musibah yang ditimpakan-Nya kepada seorang hamba yang mukmin. Musibah terkadang juga datang sebagai peringatan kepada orang-orang islam yang melakukan pelanggaran dan penyimpangan.
Ada kalanya seorang muslim jatuh dalam kemaksiatan ataupun keluar dari aturan yang telah ditetapkan oleh Allah, namun Allah senantiasa membuka pintu bagi manusia untuk kembali kepada kebenaran, cara hidup yang baik dan mengikuti panduan nilai-nilai agama setelah tenggelam dalam pelanggaran. Allah masih membuka pintu hidayah untuk merasakan betapa kesadaran diri sangatlah berharga.
