Tampilkan di aplikasi

Masa transisi akhir zaman dari tanda-tanda kecil ke tanda-tanda besar

Majalah Arrisalah - Edisi 221
23 Desember 2019

Majalah Arrisalah - Edisi 221

Penjelaskan tentang periodisasi dan perjalanan umat Islam.

Arrisalah
Dari Nu’man bin Basyir dan Abu Tsa’labah Al-Khusyani bahwa Hudzaifah bin Yaman berkata, Rasulullah bersabda:

“Masa kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia telah menghendakinya. Kemudian akan berlangsung masa kekhilafahan yang sesuai dengan jalan yang dicontohkan oleh Nabi (minhajin nubuwwah), selama masa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia telah menghendakinya. Kemudian akan berlangsung masa kekuasaan para raja yang menggigit, selama masa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia telah menghendakinya. Kemudian akan berlangsung masa kekuasaan para raja yang memaksa (diktator), selama masa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian Allah akan mengangkatnya jika Dia telah menghendakinya. Kemudian akan berlangsung masa kekhilafahan yang sesuai dengan jalan yang dicontohkan oleh Nabi.” Nabi kemudian diam. (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).

Hadits di atas merupakan penjelaskan paling gamblang tentang periodisasi dan perjalanan umat Islam. Dimulai dari masa kenabian (23 tahun) dan khulafaur rasyidin yang berlangsung selama 30 tahun. Selanjutnya masa mulkan adhan (raja yang menggigit) yang oleh banyak peneliti dikatakan telah dimulai sejak Bani Umayyah hingga Turki Utsmani. Selama masa itu kepemimpinan Islam menggunakan sistem kerajaan yang mengangkat seorang khalifah dengan cara penunjukkan oleh khalifah sebelumnya, dan para penggantinya adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan khalifah sebelumnya.

Setelah kerajaan Turki Utsmani berakhir, maka dimulailah periode mulkan jabbar (kerajaan diktator). Sistem kepemimpinan ini dapat kita saksikan di berbagai negara dunia, baik di Rusia dengan ideologi komunis dan Marxisnya, atau di Jerman dengan ideologi Fasisnya, atau di China dengan ideologi Marxisnya, termasuk di Indonesia ideologi Pancasilanya.
Majalah Arrisalah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI