Tampilkan di aplikasi

Tentang sebuah kehilangan

Majalah Arrisalah - Edisi 244
1 Desember 2021

Majalah Arrisalah - Edisi 244

Kehilangan sosok seorang ayah

Arrisalah
Ayah, semenjak kepergianmu, rasanya dunia begitu sunyi, hidupku terasa rumit. Ayah, engkau Adalah alasanku bertahan sampai detik ini. Setelah dirimu pergi kini aku sudah tak memiliki alasan lagi, dengan apa aku mampu bertahan? Ayah, aku merindukanmu.

Semoga luka ini segera sembuh. Bagaimanapun aku harus tetap berjuang meski tiada lagi bahu untuk bersandar. Bukankah capaian keberhasilan akan membuatnya bangga di alam sana?! Aku harus tetap berjuang meski kini tanpamu, Ayah. Tiga minggu sudah ayah terbaring di atas kasur. Lemah dan tak berdaya.

Segala ikhtiar sudah coba kami lakukan, namun Sang Kuasa belum berkenan. Ayah sakit tipes. Berat badannya mulai menurun. Sumber tenaga ia dapatkan dari selang infus yang sudah entah berapa kali diganti. Ayah sakit, tapi aku tak pernah menyangka jika ternyata ini adalah detik-detik terakhirnya di dunia. Sebab aku selalu berkhusnudzon, ayah pasti sembuh seiring berjalannya waktu.

Hingga tiba di suatu hari, dimana keadaan ayah benar-benar drop. Hanya terpejam dan terus bergumam memanggil-manggil namaku. Putri sulungnya yang terpisah oleh jauhnya jarak. Tertimbun oleh ribuan kerinduan. Demi sebuah cita dan asa. Kami saling merelakan untuk berpisah sementara waktu.
Majalah Arrisalah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI