Tampilkan di aplikasi

Rasulullah memulaikan hari Jumat

Majalah As-sunnah - Edisi 08/XXIII
2 Desember 2019

Majalah As-sunnah - Edisi 08/XXIII

Uswah Nabi : Rasulullah Memulaikan Hari Jumat / Foto : ASWaD DESAIN

As-sunnah
Allâh menjadikan pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya ada yang istimewa dan ada yang biasa saja; baik itu berupa waktu, seperti hari, bulan, tahun, ataupun masa; atau terkait tempat, manusia, maupun binatang.

Hari Jum’at termasuk waktu yang Allâh utamakan dan istimewakan di atas hari-hari lain selama sepekan.

Rasûlullâh n telah menetapkan keutamaan dengan jalan mengunggulkannya dalam kebaikan di atas seluruh hari dalam sepekan.

Sebaik-baik hari waktu matahari terbit adalah hari Jum’at. Padanya, diciptakan Adam, dimasukkan ke dalam Surga dan dikeluarkan darinya. (HR. Muslim)

Al-Qurthubi mengatakan, “Sesungguhnya hari Jum’at menjadi hari paling utama (dalam sepekan), bukan karena dzat harinya, sebab, hari-hari itu sama saja dzatnya. Hari hanya akan menjadi lebih utama dibandingkan hari-hari lain, karena ada sesuatu yang lebih pada hari itu. Hari Jum’at telah diistimewakan dengan shalat (Jum’at), yang karenanya umat manusia berkumpul, dan keinginan mereka sama, juga motivasi dan doa-doa mereka. Keadaan mereka pada shalat Jum’at seperti keadaan mereka pada hari Arafah, dimana sebagian akan dikabulkan doa-doa mereka bagi sebagian yang lain, sebagian diampuni dosa-dosanya karena sebagian yang lain. Kemudian, para Malaikat menyaksikan mereka, menulis pahala mereka. Oleh sebab itu, hari (Jum’at) itu disebut hari masyhûd (hari yang disaksikan).
Majalah As-sunnah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI