Tampilkan di aplikasi

2 keadaan manusia terhadap nikmat Allah bagi orang lain

Majalah As-sunnah - Edisi 10/XXIII
25 Januari 2020

Majalah As-sunnah - Edisi 10/XXIII

Tidak ada sifat hasad pada diri seseorang kecuali pada suatu kenikmatan yang diberikan Allâh kepada orang lain. / Foto : Aswad desain

As-sunnah
Tidak ada sifat hasad pada diri seseorang kecuali pada suatu kenikmatan yang diberikan Allâh kepada orang lain. Jika Allâh telah mencurahkan suatu nikmat kepada seseorang, maka keadaan orang lain terhadapnya ada dua keadaan:

Pertama; Ia membenci nikmat itu dan ingin sekali lenyap. Keadaan ini disebut hasad (dengki). Batasan hasad itu, membenci suatu kenikmatan dan sangat berharap hilang dari orang yang telah dianugerahi nikmat tersebut.

Keadaan kedua; Ia tidak suka bila nikmat itu lenyap dan hilang dari seseorang, juga tidak benci keberadaan nikmat itu secara terus-menerus pada orang lain. Akan tetapi, ia berharap dirinya juga memiliki nikmat yang sama. Ini disebut dengan ghibthah. Dan terkadang dinamakan dengan munâfasah (bersaing dengan fair dalam kebaikan).

Yang pertama, hukumnya haram dalam seluruh keadaan. Kecuali kenikmatan yang didapat oleh orang jahat atau kaἀr yang ia pergunakan untuk menyalakan ἀtnah, merusak hubungan antar orang dan mengganggu umat manusia. Maka, kebencian terhadap nikmat itu dan berharap itu hilang tidak masalah. Sebab, keinginan supaya nikmat itu hilang bukan terhadap dzat nikmat tersebut, namun dari dipergunakan sebagai alat untuk melakukan kerusakan.
Majalah As-sunnah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI