Sudah dimaklumi bersama, kedudukan tinggi ibadah shalat fardhu lima waktu yang menjadi kewajiban setiap Muslim dan Muslimah. Shalat lima waktu merupakan salah satu rukun Islam. Shalat juga merupakan satu ibadah yang sudah ada pada masa nabi-nabi terdahulu yang tidak dihapus pensyariatannya. Selain itu, ia pun secara langsung dinyatakan oleh Nabi kita Muhammad sebagai tiang agama.
Beliau bersabda: Pokok perkara itu adalah Islam, tiangnya shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allâh (HR.At-Tirmidzi)
Syaikh Shaleh al-Fauzan hafizhahullah menyatakan bahwa tiang agama Islam adalah shalat, seperti fungsi tiang bagi kemah dan rumah. Rumah dan atap tidak bisa tegak berdiri kecuali disangga oleh tiang-tiang. Demikian juga Islam, dia tidak bisa tegak berdiri kecuali di atas shalat. Bila engkau telah mengerjakan semua amalan Islam kecuali shalat, sesungguhnya agama Islam belum tegak bagimu, sebagaimana jika sekiranya engkau telah mempersiapkan kemah, pasak-pasak, dan tali, akan tetapi engkau belum membawa tiang-tiang untuk menegakkan kemah, niscaya engkau tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari perangkat-perangkat itu.
Maka, harus ada semua hal tersebut, dan yang terpenting adalah tiang-tiang. Dan shalat, fungsinya adalah tiang bagi agama Islam.1 Hakikat lain yang hendak ditekankan dalam tulisan ini ialah bahwa shalat merupakan iman. Walaupun semua amal shaleh yang disyariatkan dalam Islam pada hakikatnya sangat berhubungan erat dengan keimanan seorang hamba, menjadi petunjuk dan bukti kebaikan imannya dan sekaligus sebagai faktor yang bisa meningkatkan kadar keimanannya, akan tetapi, dalam al-Qur`an, Allâh hanya menamakan ibadah shalat dengan nama iman. Ibadah-ibadah yang lain tidak diberinama iman.
