Mukmin dan munafik sangat berbeda. Yang satu, dengan rahmat Allâh dia akan dimasukkan kedalam surgayang penuh dengan berbagai kenikmatan yang belum pernah terlintas dalam hati, belum pernah terlihat mata dan belum pernah terdengar oleh telinga. Sementara, yang munafik, dengan hikmah Allâh, dia akan dimasukkan ke dalam neraka. Allâh berfirman:
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa’/4:145).
Meski sangat berbeda prilaku, namun terkadang penampilan mereka sama atau ada kemiripan. Kaum munafik melakukan amalan-amalan yang juga dilakukan oleh kaum Muslimin. Mereka shalat, berpuasa, sedekah, membantu orang yang membutuhkan bantuan dan melakukan berbagai amalan lain yang disyari’atkan dalam Islam. Hanya saja, motifasi mereka melakukannya berbeda.
Yang Mukmin beramal dilandasi keimanan demi menggapai ridha Allâh dan pahala dari-Nya, berbeda dengan kaum munafikin yang beramal dengan tujuan dunia. Misalnya, masalah shalat. Kaum Muslimin sudah mengetahui kedudukan shalat yang sangat tinggi dalam syari’at Islam juga mengenai berbagai keutamaan dari ibadah yang agung ini.
Mereka juga menyadari bahwa ibadah shalat merupakan rangkaian ibadah yang cara pelaksanaannya dari awal sampai akhir telah diajarkan oleh Rasûlullâh. Dan Beliau menyuruh umatnya untuk mengikuti cara shalat Beliau. Oleh karena itu, kaum Muslimin yang mengetahui hal-hal tadi terus berupaya keras agar bisa menunaikan shalat sebagaimana tuntunan Rasûlullâh dalam berbagai hal, misalnya dalam masalah thaharah, waktunya dan tata pelaksanaannya.
