Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah n bersabda: Cobaan senantiasa ada pada Mukmin dan Mukminah menimpa dirinya, anaknya, dan hartanya, hingga ia berjumpa dengan Allâh, tanpa membawa dosa. (HR. At-Turmudzi).
Sama Rasa, Beda Nilainya. Banyak orang berpikir, bahwa semua manusia sama dalam hal menanggung derita dan bencana. Mereka sama-sama menderita, menanggung luka, baik secara fisik maupun psikis. Mungkin ada benarnya di satu sisi, namun ada sisi lain yang membuat mereka berbeda-beda! Di satu sisi, mereka sama-sama terluka, sama berduka lara, merasakan pedih karena tersayat bala dan bencana. Namun tak sama nilai derita dan lara mereka.
Allâh berfirman: Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allâh apa yang tidak mereka harapkan .(QS. An-Nisa’/ 4: 104). Artinya kaum Mukmin dan kafir samasama menanggung derita dan luka. Mereka sama, tak ada beda dalam sisi ini. Namun yang membedakan mereka adalah, bahwa kaum Mukmin akan memenangkan pahala Allâh dan selamat dari siksa-Nya, tidak dengan orang kafir. Seperti halnya ketika di Perang Uhud, Abu Sufyan yang kala itu musyrik, berseru: Ini adalah hari pengganti dari Perang Badr.
Kemenangan perang itu bergulir silih berganti! Lihatlah bagaimana Rasul mengajarkan Umar untuk menjawab seruannya dengan penuh yakin dan mantap: “Tidaklah sama! Orang-orang terbunuh dari kami itu di surga, sedangkan yang terbunuh dari kalian adalah di neraka!” Sama-sama terbunuh, sama-sama merasa sakit dan perih, namun yang satu di Surga penuh kenikmatan, yang satu lagi di neraka penuh derita dan nestapa. Dan itu tidak hanya berlaku di medan laga saja. Namun setiap rasa sakit yang menimpa Mukmin, akan mendatangkan kebaikan dan pahala baginya, bila ia mau bersabar dan mengharap pahala-Nya.
