Tampilkan di aplikasi

Malu bagian dari Islam

Majalah As-sunnah - Edisi 06/XXIV
21 Oktober 2020

Majalah As-sunnah - Edisi 06/XXIV

Malu secara syara' diartikan sebagai perangai atau akhlak yang mendorong seseorang untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

As-sunnah
Dari Abdullah bin Umar; bahwa Rasûlullâh melewati seorang lelaki dari kalangan Anshar. Lelaki ini menasihati saudaranya karena sikap malunya. Maka Rasûlullâh bersabda: “Biarkan dia! Karena malu itu sebagian dari iman.” (Muttafaq alaih; al-Bukhari).

Malu secara syara' diartikan sebagai perangai atau akhlak yang mendorong seseorang untuk melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Para ulama menafsirkan perangai atau akhlak ini sebagai sikap yang menunjukkan perubahan dan tersadarkannya hati manusia, yang memotivasi dirinya untuk berbuat hal-hal yang baik dan yang elok, sekaligus meninggalkan hal yang kotor dan buruk.

Rasa malu kepada Allâh, akan membuat hamba menjaga diri dari dosa, dan mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang wajib dan yang dianjurkan. Sedangkan rasa malu kepada manusia, membuat hamba menghormati orang lain, dan memposisikan mereka sesuai dengan posisi mereka; serta tidak berperilaku kepada mereka dengan halhal yang tidak patut.

Ibnul Qayyim berkata: “alHayaa’ (Rasa malu) diambil dari kata alhayât (yang berarti hidup). Hujan dalam bahasa Arab juga disebut dengan kata hayan ( ); karena dengan hujanlah hidup suburnya bumi, tanaman dan hewan-hewan. Demikian pula hidupnya dunia dan akhirat adalah dengan al-Hayaa’ (rasa malu). Orang yang tidak punya rasa malu dalam dirinya, ia adalah bagai mayat di dunia, pun celaka di akhirat.” Mengapa rasa malu menjadi satu cabang dari iman?

Karena rasa malu menjadi sebab paling dominan dalam diri hamba untuk menunaikan semua cabang-cabang keimanan. Ada pula yang mengatakan bahwa maksud dari ungkapan tersebut adalah bahwa sikap malu itu merupakan bekas atau kesan dari berbagai kesan yang ditimbulkan oleh iman. Sedangkan iman, menjadi syarat utama untuk diterimanya amalan hamba. Orang yang punya rasa malu, maka dengan rasa malunya ini ia akan meninggalkan maksiat, dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.
Majalah As-sunnah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI