Tampilkan di aplikasi

Toleransi yang mengintimidasi

Majalah Asy Syariah - Edisi 123
7 Januari 2020

Majalah Asy Syariah - Edisi 123

toleransi yang mengintimidasi

Asy Syariah
Toleransi telah menjadi kata yang begitu populer. Tak semata dalam konteks hubungan antarumat beragama, tetapi meluas ke ranah politik dan bidang kehidupan umat manusia lainnya. Toleransi terus digelindingkan seiring beragam konflik (beraroma politik) yang makin menajam dari masa ke masa.

Sebagian pihak merasa yakin bahwa saat sikap toleran itu makin menipis, maka pertikaian akan semakin terbuka. Karena itu, toleransi perlu dikampanyekan secara masif ke semua lapisan masyarakat. Dunia mengalami kecemasan akut menghadapi laju persaingan yang makin brutal.

Pada 1 Januari 1995 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa tahun tersebut sebagai tahun toleransi. Pernyataan yang dirilis UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organitation) menyebutkan, di tengah kondisi umat manusia yang ditandai dengan maraknya konflik etnis, diskriminasi atas minoritas, dan ketakutan sangat berlebihan yang diarahkan kepada para pengungsi dan orang-orang yang meminta perlindungan politik, toleransi dianggap satu-satunya jalan terbaik untuk mengurai keruwetan tersebut.

Karena itu, tak mengherankan apabila toleransi selalu didengungkan ke telinga umat manusia agar terpatri menjadi sebuah sikap hidup. Tumbuhnya sikap toleran akan mengikis intoleransi yang bisa mengacaukan tatanan sosial masyarakat. Intoleransi yang terorganisir dan berbasis massa bisa menjadi ancaman terhadap kestabilan masyarakat. Intoleransi berbasis massa dan terorganisir semacam ini akan bertindak arogan, menindas yang lemah, menekan minoritas, dan mengintimidasi yang berbeda baju keyakinannya.

Bagi kalangan pluralis, toleransi benar-benar dimanfaatkan menjadi senjata ampuh untuk mengintimidasi golongan yang bersikukuh dengan keyakinannya. Kekokohan berpegang pada keyakinan dianggap menghambat proses pluralisasi beragama. Istilah “tiga agama satu tuhan” akan menjadi sebuah slogan mentah yang dibenamkan dalam kuburan sosial.
Majalah Asy Syariah di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI