Miami Story. Sedikit lucu kalau kita mengamati bahwa mobil pertama yang memiliki atap baru pertama kali diciptakan pada tahun 1910, atau 56 tahun setelah mobil pertama resmi diperkenalkan. Lucunya lagi, tak lebih dari satu dekade bagi manufaktur untuk kembali memotong atap untuk menempatkan atap dari bahan kanvas. Dari kejadian ini, maka kita mulai mengenal coupé dan convertible.
Untuk daerah tertentu, menggunakan mobil dengan atap topless bukan masalah. Semua tergantung dari bagaimana iklim yang dimiliki sebuah wilayah. Dan apabila kawasan itu memiliki iklim tropis, maka memilih Lamborghini Huracan LP 610-4 Spyder menjadi alasan tepat. Atas alasan ini pula, kami hadir di Miami untuk merasakan kemampuannya, sekaligus menikmati hangatnya mentari di kawasan eksotis ini.
Melihat desain, siapa pun pasti dengan senang hati akan menerima ajakan ketika diminta masuk ke dalam kabin. Elemen flamboyan akan terpancar ketika atap kanvas menutupi ruang terbuka. Seolah memiliki dua kepribadian, dalam posisi atap tertutup, maka siluet di bagian atap mobil akan menampilkan sisi coupé. Sebagai informasi, atap Huracan Spyder dapat dioperasikan secara otomatis, dan bukan menggunakan material carbon fibre seperti saudaranya, Aventador.
Hanya butuh 17 detik untuk membuka atap dengan menekan sebuah tombol, dan seperti Gallardo Spyder, hal ini dapat dilakukan saat mobil melaju hingga kecepatan 50 km/jam. Menariknya, kap mesin Huracan Spyder terdiri dari beberapa lapis material yang mampu menahan panas. Multi lapisan pada pada kap ini sekaligus meredam bising akibat gesekan antara ban dan permukaan jalan. Sudah jelas, mengendarai sebuah Lamborghini tentu lebih nikmat mendengar suara mesin ketimbang suara berisik dari permukaan jalan.
