Komunitas Bakery-Restoran dan Café, Tak terasa kita sudah tiba di bulan penutup tahun 2017. Apa yang dapat kita simak dan jadikan pelajaran dari perjalanan selama 12 bulan di tahun 2017 ini? Pertama kita menangkap fenomena bahwa usaha retail tradisional, bahkan yang beberapa tahun lalu disebut retail modern, menghadapi hantaman serangan dari usaha penjualan daring (online) secara serius.
Banyak jaringan gerai penjualan barang fashion dan elektronik berguguran, bahkan salah satu jaringan convenience store juga memaklumatkan kebangkrutan. Kita juga melihat riuh rendahnya suasana politik terkadang terasa memanas, dan nanti tahun 2018 diperkirakan juga akan semakin ramai lagi. Namun kesiapan dan kemampuan aparat keamanan dalam menjaga situasi keamanan daerah agar tetap kondusif membuat kita dapat menjalankan kegiatan usaha dengan tenang.
Pertumbuhan ekonomi kita yang diprediksi di atas 5 persen, menerbitkan optimisme untuk menyambut tahun 2018. Mengapa demikian? Walaupun tahun 2018 suhu politik akan semakin hangat, karena akan terjadi sejumlah Pilkada penting di berbagai daerah, misal pilkada propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, diperkirakan uang akan mengalir ke pasar karena perlunya kegiatan kampanye. Ini berarti adanya dana di masyarakat untuk melakukan pembelanjaan di tingkat riil.
Hal lain adalah mulai rampungnya berbagai proyek infrastruktur di berbagai daerah, termasuk harapan kita MRT di DKI Jakarta. Berbagai bandar udara baru beroperasi, jalur kereta api dan jalan tol bertambah, yang mengakibatkan terhubungnya dengan baik simpul-simpul perekonomian di antara daerahdaerah untuk menyalurkan bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi.
Ini akan meningkatkan kegiatan perekonomian yang lebih merata, sehingga kegiatan usaha berjalan lebih masif di berbagai pelosok daerah. Moda komunikasi dan logistik sekarang juga terasa inovatif karena hadirnya aplikasi di telpon pintar membuat usaha logistik tidak lagi rumit. Cukup tekan tombol, tunggu, barang dijemput, diantar dan tiba di tujuan, semua dalam pantauan di telpon genggam.
Kegiatan ini akan terus semakin kompak dengan fasilitas bayar daring berbasis non perbankan, yang akan dikembangkan oleh pemilik aplikasi penjualan dan pengiriman daring dengan dukungan dana triliunan. Tak lain dan tak bukan hal ini bisa terjadi karena besarnya jumlah populasi Indonesia dengan daya belinya yang sangat menggiurkan.
Sebagai pelaku usaha di negeri sendiri yang memberikan kontribusi bagi negara, mari kita mengelola peluang ini sebaik mungkin sehingga perekonomian negara terus menguat selain kemandirian kita secara finansial juga terus meningkat.