Tampilkan di aplikasi

Buku Bitread hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Dialog Al-Qur'an & Bibel

Mengungkap Misi Profetik Membangun Peradaban Agama-agama

1 Pembaca
Rp 83.000 50%
Rp 41.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 124.500 13%
Rp 35.967 /orang
Rp 107.900

5 Pembaca
Rp 207.500 20%
Rp 33.200 /orang
Rp 166.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Dalam masyarakat yang pluralistik, diperlukan orang yang dapat memahami eksistensi berbagai agama. Begitu pula Indonesia yang menerapkan konsep Trilogi Kerukunan, yakni kerukunan intern, ekstern umat beragama, dan umat beragama dengan pemerintah. Tujuannya untuk memelihara dan melestarikan kerukunan melalui pembinaan secara kontinu. Hakikatnya, keragaman dan kemajemukan merupakan khazanah kekayaan anak bangsa sebagai perekat persatuan dan kesatuan membangun masa depan. Namun, jika keragaman itu tidak diberdayakan dan ditata dengan arif, kemungkinan akan menjadi ancaman konflik, baik secara vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, buku Dialog Qur'an dan Bibel hadir untuk mengembangkan wawasan keberagamaannya yang moderat dan inklusif, serta menguatkan pelestarian kerukunan antarumat beragama.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Dr. H. Arifinsyah, M. Ag

Penerbit: Bitread
ISBN: 9786232244610
Terbit: Oktober 2020 , 230 Halaman










Ikhtisar

Dalam masyarakat yang pluralistik, diperlukan orang yang dapat memahami eksistensi berbagai agama. Begitu pula Indonesia yang menerapkan konsep Trilogi Kerukunan, yakni kerukunan intern, ekstern umat beragama, dan umat beragama dengan pemerintah. Tujuannya untuk memelihara dan melestarikan kerukunan melalui pembinaan secara kontinu. Hakikatnya, keragaman dan kemajemukan merupakan khazanah kekayaan anak bangsa sebagai perekat persatuan dan kesatuan membangun masa depan. Namun, jika keragaman itu tidak diberdayakan dan ditata dengan arif, kemungkinan akan menjadi ancaman konflik, baik secara vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, buku Dialog Qur'an dan Bibel hadir untuk mengembangkan wawasan keberagamaannya yang moderat dan inklusif, serta menguatkan pelestarian kerukunan antarumat beragama.

Pendahuluan / Prolog

Kata pengantar
Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan sehingga dapat menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan rahmat dan karunia-Nya kepada , Tuhan Yang Maha Esa penulis dan menyelesaikan tulisan sederhana ini. Sebagai umat yang terbaik (khairo umat) tidak lupa disampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah saw. yang telah mengajak umat manusia untuk berbuat baik dan menebarkan rahmat bagi alam dan seisinya.

Dalam masyarakat yang pluralistik tampaknya sangat diperlukan adanya orang yang dapat memahami eksistensi agama-agama, apalagi di Indonesia dalam mewujudkan berbagai program pembangunannya.

Sebagaimana program Indonesia dengan konsep Trilogi Kerukunan, yakni kerukunan intern, ekstern umat beragama, dan umat beragama dengan pemerintah. Menyadari bahwa kerukunan bukanlah suatu hal yang taken for granted, tetapi untuk memelihara dan melestarikan kerukunan diperlukan proses pembinaan secara kontinu. Demikian juga kerukunan umat beragama di Indonesia yang senantiasa mengalami perubahan sejalan dengan dinamika globalisasi di tengah masyarakat plural. Kendatipun selama ini Indonesia diakui sebagai barometer kerukunan internasional, tetapi belum tentu selamanya.

Di satu sisi keragaman dan kemajemukan itu menjadi khazanah kekayaan anak bangsa sebagai perekat dan integritas, persatuan dan kesatuan membangun masa depan bersama. Namun, di sisi lain, jika keragaman itu tidak diberdayakan dan ditata dengan arif, atau tidak dipenuhi hak-hak privasinya, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi ancaman konflik, baik secara vertikal maupun horizontal yang tidak sedikit memakan korban. Oleh karena itu, diperlukan dialog membangun budaya damai dalam keragaman, demi kemajuan masa depan bersama.

Semoga buku kecil ini dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan wawasan keberagamaannya yang moderat dan inklusif, serta bermanfaat bagi pembaca sebagai penguatan pelestarian kerukunan antarumat beragama. Penulis menyadari, masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam buku ini, kritik dan saran konstruktif penulis terima dengan lapang dada demi kebaikan bersama. Terima kasih.


Medan, Juni 2019 A
RF

Penulis

Dr. H. Arifinsyah, M. Ag - S1, Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Sumatera Utara: Ijazah tahun 1991.

• S2, Konsentrasi Pemikiran Islam pada Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara: Ijazah tahun 1999.

• S3, Program Studi Agama dan Filsafat Islam (AFI) pada Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, tamat tahun 2010.

Daftar Isi

Cover Depan
Hak Cipta
Kata Pengantar
Sambutan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Dialog dan Kerukunan Umat Beragama
     A. Dialog Antarumat Beragama
     B. Kerukunan Antarumat Beragama
     C. Sikap-sikap Keberagamaan
     D. Potensi Konflik Umat Beragama
     E. Hambatan dan Pendukung Kerukunan
Bab III Agama: Pengertian dan Batasannya
     A. Pengertian Agama, Religion, dan Ad-Din
     B. Perbandingan: Agama, Ad-Din, dan Religion
     C. Batasan dan Unsur-unsur dalam Agama
     D. Perkembangan Pemikiran Beragama
     E. Makna Agama bagi Manusia
     F. Konsep Ketuhanan dalam Agama-Agama
Bab IV Pesan Kitab Suci dan Risalah Profetik
     A. Risalah Misi Profetik
     B. Risalah Akidah dan Ibadah
     C. Al-Qur’an Meluruskan Penyimpangan
     D. Wasathiyah: Moderasi Beragama
Bab V Isa Al-Masih dalam Al-Qur’an dan Bibel
     A. Kelahiran Isa al-Masih
     B. Mukjizat Isa al-Masih
     C. Kematian Isa al-Masih
Bab VI Dialog Peradaban Antarumat Beragama
     A. Manusia Makhluk Tiga Dimensi
     B. Interaksi Sosial dan Makna Kehidupan
     C. Hubungan Antarumat Beragama
     D. Dialog Hindu-Muslim di India
     E. Keragaman itu Anugerah Bukan Bencana
     Daftar Pustaka
Tentang Penulis
Cover Belakang

Kutipan

Kerukunan antar umat beragama
Secara etimologi kata kerukunan berasal dari bahasa Arab, yaitu ruknun, berarti tiang, dasar, sila. Jamak ruknun adalah arkaan. Dari kata arkaan diperoleh pengertian bahwa kerukunan merupakan satu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang berlainan dan setiap unsur tersebut saling menguatkan.25 Kesatuan tidak dapat terwujud jika ada di antara unsur tersebut yang tidak berfungsi. Secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antarsemua orang walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.

Dalam pengertian sehari-hari kata rukun dan kerukunan adalah damai dan perdamaian. Dengan pengertian ini, jelaslan bahwa kata kerukunan hanya dipergunakan dan berlaku dalam pergaulan. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran. Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat, apa pun suku dan agamanya.

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun dan kemauan untuk hidup berdampingan, bersama dengan damai. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Karenanya, nilai kerukunan hidup antarumat beragama di pandang dari aspek sosial-budaya menempati posisi yang sangat sentral, penting dan strategis bagi kesatuan bangsa Indonesia untuk menjadi perekat kesatuan bangsa yang sangat handal.

Ikatan semangat kerukunan hidup antarumat beragama akan mampu membangun atau memperkokoh persatuan dalam kemajemukan masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dan pulau menjadi sebuah komunitas negara kesatuan yang sangat solid (NKRI). Tanpa ikatan semangat kerukunan hidup antarumat beragama, masyarakat Indonesia akan sangat rentan, rapuh dan hidup dalam suasana yang tidak nyaman karena penuh dengan rasa kecurigaan, ketegangan, dan bahkan akan sering muncul konflik-konflik kekerasan yang berkepanjangan. Oleh karena itu, solidaritas, kerja sama dan kerukunan hidup antarumat beragama diperlukan agar terciptanya kedamaian, ketentraman, dan bersatu dalam keragaman membangun masa depan bangsa dan negara.