Tampilkan di aplikasi

Buku Bitread hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Anakku Anugerah Istimewa

Perjuangan seorang ayah yang berdamai dengan autisme putranya

1 Pembaca
Rp 79.000 50%
Rp 39.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 118.500 13%
Rp 34.233 /orang
Rp 102.700

5 Pembaca
Rp 197.500 20%
Rp 31.600 /orang
Rp 158.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Buku ini menceritakan tentang pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan bagaimana semua yang berhubungan dengan kepentingan diri orang tua dikesampingkan. Dengan membaca buku ini, diharapkan orang tua lain bisa terbuka wawasannya tentang anak berkebutuhan khusus dan terapi yang dibutuhkan. Namun, lebih penting lagi dari semua itu kita diingatkan untuk tidak lupa menjadi orang tua dengan segala insting yang dimiliki terhadap anak. Perjuangan orang tua dalam mencari kebenaran akan tergambar dengan detail dalam buku ini. Bukan untuk kepuasan diri, tetapi demi kebaikan anak. Semoga buku ini bisa menginspirasi orang tua dan para professional untuk melihat anak sebagai subjek dan bukan komoditas pribadi. Salam perjuangan orang tua ABK (ShintaBarasa,S.Psi.S.)

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Nurhaidin

Penerbit: Bitread
ISBN: 9786232241220
Terbit: Oktober 2018 , 338 Halaman

BUKU SERUPA










Ikhtisar

Buku ini menceritakan tentang pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan bagaimana semua yang berhubungan dengan kepentingan diri orang tua dikesampingkan. Dengan membaca buku ini, diharapkan orang tua lain bisa terbuka wawasannya tentang anak berkebutuhan khusus dan terapi yang dibutuhkan. Namun, lebih penting lagi dari semua itu kita diingatkan untuk tidak lupa menjadi orang tua dengan segala insting yang dimiliki terhadap anak. Perjuangan orang tua dalam mencari kebenaran akan tergambar dengan detail dalam buku ini. Bukan untuk kepuasan diri, tetapi demi kebaikan anak. Semoga buku ini bisa menginspirasi orang tua dan para professional untuk melihat anak sebagai subjek dan bukan komoditas pribadi. Salam perjuangan orang tua ABK (ShintaBarasa,S.Psi.S.)

Pendahuluan / Prolog

Ucapan terima kasih
Terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunianya. Terima kasih untuk kedua orang tua saya, (alm) Bapak Ayi Syahidin yang telah banyak mengajarkan makna kehidupan dan Ibu Neuis Swangsih yang kasih sayangnya mengalir tiada henti untuk saya.

Mohon maaf sampai saat ini belum bisa membalas budi, malah masih sering merepotkan. Terima kasih untuk istri tercinta, Iis Sofiah, yang telah dengan sabar mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga yang dipenuhi dengan badai dan gelombang ini.

Semoga semua jerih payah ini bisa mengantarkan kita untuk terus berkumpul hingga di surga nanti. Terima kasih untuk anak-anak kami, sumber inspirasi dan kekuatan kami: Ikhwan Mujahid AshShidiqi, (alm) Nafsa Mutmainnah Mudzakir, Irsyad Kautsar AshShidiqi dan calon bayi kami yang masih berada dalam kandungan ibunya. Kalian adalah penyemangat hidup Bapak. Terima kasih untuk keluarga besar di Garut dan di Bandung. Atas semua bantuan dan dukungannya.

Terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga buku ini bisa terbit. Terima kasih kepada dr. Rudy Sutadi dan Bu Arneliza Anwar sebagai pakar autisme yang telah berkenan menelisik naskah buku ini sehingga buku ini tidak menyebarkan pemaparan yang salah tentang autisme. Terima kasih kepada Bu Shinta Barasa yang telah dengan gigih terus mengkritisi naskah ini sehingga semoga buku ini bisa memberikan banyak manfaat kepada pembacanya. Beliau menyebutnya “Tanggung Jawab Moral”. Jangan sampai seseorang mengeluarkan biaya untuk membeli buku ini dan meluangkan waktu untuk membacanya hanya sekadar menyimak curahan isi hati penulisnya. Terima kasih kepada Pak Setiadi Wisnu D.

beserta Bu Tania Intan yang telah dengan telaten memoles naskah buku ini sehingga menjadi bacaan yang lebih enak dibaca dan menggunakan ejaan yang benar. Terima kasih untuk Bu Ning Nathan yang telah berbagi ilmunya sebagai penulis senior kepada saya agar saya bisa memenuhi etika kepenulisan atau meminimalisir kesalahan menulis saya sebagai penulis pemula.

Terima kasih untuk penerbit, semua pihak yang terlibat dalam cerita dan pembaca yang telah berpartisipasi kepada buku ini. Jazakumullahu khairan katsiran ...

Daftar Isi

Cover depan
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
Surat Cinta untuk Anugerah Istimewaku
Daftar Isi
Bab I Jiwa Pengobat Hati
Bab II Autism is Curable (Insha Allah)
Bab III Melambung
Bab IV Potanisa
Bab V Cerita dari Ibu Kota
Bab VI Portadin
Bab VII Kreospora
Bab VIII Last Choise
Bab IX Ronde Terakhir
Bab X Fighter Sejati
Lampiran
Tentang Penulis
Cover belakang

Kutipan

Bab II Autism is Curable (Insha Allah)
Autisme adalah penyakit yang unik. Saking uniknya, untuk predikat sebuah penyakit saja sudah menjadi bahan perdebatan. Ada yang menganggap autis adalah sebuah penyakit. Ada bagian tubuh yang tidak sehat, bisa diobati dan bisa disembuhkan. Ada juga yang menganggap autis bukan sebuah penyakit, melainkan sebuah kondisi, di mana autis dianggap sebagai suatu “cacat” permanen sehingga tidak bisa diobati dan disembuhkan.

Keunikan autis juga ada pada diagnosisnya. Untuk anak autis yang menunjukkan gejala kuat, autismenya mungkin dapat langsung diketahui. Namun, pada banyak kasus, sering terjadi kesalahan karena anak tidak menunjukkan gejala autis yang kuat.

Diagnosis yang sering singgah kepada anak autis adalah speech delay. Hal itu dikarenakan anak belum/ tidak dapat bicara padahal dia memiliki pendengaran yang baik. Padahal menurut seorang dokter ahli autis, speech delay itu bukan sebuah diagnosis, melainkan sebuah gejala. Pertanyaannya mengapa anak tidak bisa bicara? Hal yang menimpa anak saya, Ikhwan, mungkin sebuah kasus yang langka. Ikhwan didiagnosis menderita gangguan dengar dan wajib menggunakan alat bantu dengar (ABD). Namun, setelah dites pendengaran ulang, ternyata Ikhwan memiliki pendengaran yang baik dan haram menggunakan alat dengar.

Keunikan autis selanjutnya ada pada penanganannya. Berbagai cara dan metode telah diterapkan untuk menangani autisme. Tidak jarang terjadi perselisihan paham di antara tenaga ahli dalam menangani autisme. Saya menemukan ada 3 metode yang umum dilakukan dan terbukti memberikan hasil yang lebih baik untuk autisme. Tiga metode tersebut adalah sebagai berikut.

Diet Ibu Ramonalisa Hutagalung adalah orang pertama yang memperkenalkan diet untuk anak autis kepada saya. Beliau memperkenalkan CFGF, yaitu Casein Free Gluten Free. Anak autis tidak boleh mengonsumsi susu dan terigu berikut produk-produk turunan dari susu dan terigu.

Lagi-lagi diet untuk anak autis menjadi kontroversi. Ada juga dokter ahli yang melarang diet. “Jika anak saya mengonsumsi susu dan loncat-loncat dua hari dua malam, saya yang repot. Bukan dokter!” kata Bu Mona kepada dokter yang melarang diet.

Saya mencoba menerapkan diet kepada Ikhwan. Untuk tidak mengonsumsi susu, Ikhwan tidak kesulitan karena memang kurang menyukainya. Namun, untuk tidak mengonsumsi terigu terasa sangat berat. Terigu telah menjadi makanan pokok kedua untuk Ikhwan.

Ketika saya mengikuti sebuah acara suatu komunitas, ternyata komunitas itu tidak menerapkan diet. Saya mengenal komunitas itu melalui Bu Mona. Anggota komunitas itu seakan memberi pilihan. Mau diet silakan, tidak diet juga tidak apa-apa.