Kata orang, sekarang tahunnya SUV. Sebuah anggapan tidak salah mengingat mayoritas produk baru diluncurkan 1–2 bulan belakangan ini berasa dari kategori tersebut. Sebut saja Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, Honda BR-V, Toyota Rush dan Daihatsu Terios facelift, hingga dari segmen premium seperti Mercedes-Benz GLE. Bahkan, Mercedes menyebut 2016 sebagai ‘the year of the SUV’.
Bukan tidak mungkin segmen ini akan mengancam kekuasaan MPV yang selama ini menjadi raja di pasar Indonesia. Tahun silam, market share SUV sudah mencapai 12,5 %, sementara MPV di angka 26%. Menggeser mungkin masih jauh, tetapi prediksi kami selisih ini akan mengecil ke depannya.
Salah satu penyebabnya, segmentasi SUV semakin luas yang kini telah hadir dengan mesin 1.500 cc serta harga jual MPV semakin mahal. Hanya dalam tempo 10 tahun, price list MPV 4x2 seperti Avanza telah melonjak lebih dari 100%. Dulu mulai dijual seharga Rp 99 juta, kini sudah melewati Rp 200 juta. Hanya dengan menambah sedikit, konsumen pun dapat menikmati SUV 1.500 cc yang tentu menang dari segi pencitraan. Apalagi, kehadiran kursi baris ketiga membuat SUV generasi terbaru seperti BR-V hadir dengan akomodasi setara MPV. Jadi, pilih SUV atau MPV? Keduanya tentu memiliki plus minusnya masing-masing. Sebagai ilustrasi, kami hadirkan komparasi varian termahal Mobilio dengan entry level BR-V yang harganya hanya terpaut Rp 20 juta.
Semakin seru ketika pertempuran ini diyakini akan merambah segmen Rp 150 jutaan. Datsun tengah menyiapkan SUV GO Cross, sementara sang adik Avanza/Xenia pun dikabarkan telah siap mengaspal dalam waktu dekat. Jadi, pilih SUV atau MPV?