Check & D Re-Check, alam seminggu terakhir, sebuah postingan menarik muncul di timeline FB saya. Bagaikan pesan berantai, muncul kabar Bahwa Tata Motors akan menjual city car Nano dengan harga Rp 24 juta! Sontak respons positif maupun negatif bermunculan. Ada yang menyambut ingin beli, ada yang mem-posting berita hasil pengetesan hingga crash test Tata Nano. Singkat cerita, muncul berita resmi dari Tata Motors yang mengatakan belum memiliki rencana menjual mobil termurah di dunia tersebut. Agaknya, raksasa India ini masih fokus pada rencana penetrasi kendaraan komersial.
Sebetulnya, publik tidak perlu menanggapi isu ini terlalu serius. Pertama, enggak ada cerita ada mobil dijual dengan harga semurah itu. Patut diketahui bahwa hampir 2/3 dari harga mobil dijual adalah komponen pajak. Dan angka 24 juta tersebut rupanya adalah harga Nano di negara asalnya. Setelah diusut, ternyata ada seseorang yang menterjemahkan sebuah artikel di web India berisikan city car berharga “Rp 24 – 37 jutaan”. Di situlah perbedaan mendasar antara mana yang betulan jurnalis profesional dengan yang mendadak jadi wartawan. Sejak awal karier, kami selalu dididik oleh senior-senior berpengalaman untuk selalu melakukan konfi rmasi ulang, check & recheck agar tidak melakukan kesalahan fatal dalam menulis artikel.
Memang, tren digital saat ini membuat siapa pun dapat dengan mudahnya menjadi penulis, jurnalis, atau bahkan mendaulat dirinya sendiri sebagai editor in chief. Sekali lagi unsur check & recheck menjadi sangat penting, kali ini dari sisi pembaca. Telaah dulu, apakah berita ini betul. Selalu lakukan second opinion, bisa dari media lain atau situs resmi lembaga dalam berita. Juga cek siapa penulisnya, dari lembaga mana ia berasal. Masih untung dalam kasus Nano, berita hanya seputar mobil yang tidak akan menimbulkan dampak besar. Tetapi bayangkan jika berita tersebut berisikan kebencian Sara, isu politik, ataupun hal-hal sensitif lainnya. Yang pastinya, banyak kita temukan dalam timeline media sosial kita, bukan?