Masa-Masa Turbulensi Dua berita tidak mengenakkan seputar dua brand global yang sempat bersaudara seakan mengawali sekaligus mengakhiri tahun 2016. Awal tahun, muncul berita super-mendadak dari Ford Motor Indonesia (FMI) yang mengakhiri operasinya di Tanah Air. Sempat heboh atas tuntutan pelanggan, pada akhirnya Ford Motor Corporation menunjuk RMA Group berbasis di Thailand sebagai pengganti distributor produk-produk Blue Oval. Berita di akhir tahun ini tidak kalah mengagetkannya. Giliran Mazda Motor Indonesia (MMI) mengumumkan pengalihan distribusi kepada Eurokars Group, salah satu jaringan dealer-nya, per Febuari tahun depan. Walau sempat menimbulkan kehebohan di media online, langkah dilakukan MMI jauh lebih smooth dari apa dilakukan FMI.
Setidaknya dari sisi konsumen, tidak perlu panik akan nasib tunggangannya. Berbeda 180 derajat dari Ford yang hingga detik ini langkah konkret seperti apa peralihannya masih belum terilhat. Showroom-shoowroom Blue Oval bagaikan hidup segan mati tak mau. Tetap buka, tetapi minim (kalau tidak nol) didatangi pengunjung. Kondisi perekonomian lesu, faktor nilai tukar mata uang tentu merupakan faktor utama keputusan Mazda dan Ford. Juga merupakan harga harus dibayar mahal atas keputusan keduanya menghadirkan model-model secara CBU. Merasakan pahitnya harga melonjak signi kan akibat naiknya nilai tukar mata uang. Akibatnya, produk pun tidak kompetitif.
Berita buruk belum berhenti sampai di sini. Ada kabar brand premium asal Inggris yang menutup salah satu showroom-nya. Cerita mengenai kesulitan beberapa brand lain pun sampai ke telinga kami. Overall, penjualan wholesale memang masih stabil dengan prediksi growth 3 – 4 % jika dibandingkan tahun silam. Tetapi, rasanya ini hanya dinikmati segelintir mereka. Dan rasanya, satu dari sangat sedikit produk masih berjaya, ya, duet Calya dan Sigra. Sungguh masa-masa penuh turbulensi. Mari berharap terbaik bagi kita semua agar Indonesia, khususnya industri otomotifnya, dapat segera tinggal landas....