Walaupun XC10 dikategorikan sebagai kamera video, perekam gambar digital keluaran Canon tersebut, dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan merekam video dan juga still photo. Indikasi tersebut terlihat jelas kalau mengamati detail desain tombol perekamnya. Bagian tersebut juga dilengkapi dengan tombol tuas untuk pilihan perekam video atau still photo. Bukti bahwa fasilitas perekam foto beresolusi 12 Megapixel yang terdapat pada XC10 bukanlah feature hiburan, Canon memasang hotshoe dengan pin yang bisa bekerja dengan sistem Speedlite. Seperti umumnya kamera high-end keluaran Canon lainnya, pengguna pun dapat mengontrol flash yang digunakan dari bodi XC10.
Namun demikian, XC10 lebih tepat kalau diposisikan untuk pembuat video pemula, sebagai jembatan sebelum melangkah lebih jauh dengan sistem EOS Cinema. Karena, walaupun sudah beresolusi 4K, Canon XC10 masih menggunakan sensor CMOS 1 inci. Ukuran sensornya setara dengan yang digunakan pada PowerShot G9 X, kamera prosumer premium milik Canon. Ukuran sensor tersebut jauh lebih kecil dibanding sensor APS-C yang digunakan dapa sistem EOS DSLR dan EOS-M. Bahkan, masih lebih kecil dibanding sensor Micro Four Third.
Ciri lain yang membuat XC10 tidak dimasukkan dalam kategori perekam video profesional adalah lensanya yang menggunakan sistem built-in. Tapi, Anda jangan buru-buru kecewa dengan sistem lensanya. Untuk kategori perekam video entry level, sistem lensa yang ditawarkan pada XC10 sangatlah menjanjikan. Dengan lensa yang memiliki 10x zoom optik, cakupan focal length-nya ekuivalen dengan lensa 24-240 mm. Apalagi, lensa tersebut memiliki bukaan aperture lebar f/2.8 saat digunakan di focal length 24 mm. Selain itu, sistem lensanya juga telah dilengkapi dengan Image Stabilizer yang bekerja di sistem optiknya.
