Pada awal tahun 2010, Ari Amphibia bertemu dengan kawan sekolahnya semasa SMA. Sang kawan lama itu, kemudian mengajaknya memotret kembali. Padahal, tahuntahun sebelumnya, sudah ada beberapa kawan lainnya yang juga mengajaknya untuk kembali memotret, tetapi tak digubrisnya. Melalui ajakan kawan SMA-nya tersebut, Ari Amphibia mulai kembali tertarik terhadap bidang yang pernah digelutinya saat remaja, yakni fotografi. Tak ayal, pada tahun 2010, dirinya mulai membeli kamera Digital SLR. Sejak saat itulah, gairah untuk memotret kembali tumbuh dari seorang Ari Amphibia.
Meskipun terlambat mengenal erafotografi digital, Ari Amphibia cukup antusias utuk membongkar memori masa lalunya tentang teknik dan skill fotografinya. Sebagai orang lama yang telah mengenal fotografi analog, era fotografi digital tidak lagi menjadi hambatan bagi Ari, sebab secara teknis dirinya sudah cukup akrab dengan featurefeature kamera pada umumnya. “Dulu saat masih motret pake kamera analog, aku sempat merasakan biaya tinggi, untuk cuci dan cetak hitungannya mahal, padahal kameranya relatif murah waktu itu,“ ujarnya seraya tertawa lebar. Akhirnya, setelah mengenal kamera DSLR Ari Amphibia mulai tertarik kembali untuk menggeluti dunia fotografi secara serius.
Seiring waktu berlalu, Ari Amphibia makin serius menggeluti ode fotografi digital dalam hidupnya. Pada tahun 2013, dirinya mulai mengenal aplikasi sharing foto yang tengah populer di dunia, Instagram. Melalui Instagram itulah, Ari mempublikasikan foto-foto hasil buruannya selama dua tahun terakhir, pasca kembali menggeluti fotografi. Setiap foto terbaik, akan langsung diupload- nya ke Instagram. Uniknya, lelaki bernama lengkap Ari Riyanto yang memiliki nama panggung “Ari Amphibia“ tersebut, sangat fokus pada foto ber-genre landscape, khususnya seascape. Nama Amphibia sendiri memiliki filosofi yang sangat mendalam bagianya, di mana dirinya yang tumbuh besar di keluarga Angkatan Laut.
