Merayakan Fotografi! Pagi hari di bangku sebuah Kopaja yang tengah bergeliat dari kemacetan Ibu Kota, iseng-iseng saya memotret suasana jalanan yang padat merayap. Sesekali saya menangkap gambar pengendara motor yang melawan arus, atau pedagang asongan yang menjajakan barang dagangannya kepada setiap penumpang Kopaja. Masih terduduk di bangku Kopaja, saya pun iseng mengirimkan fotofoto yang saya rekam menggunakan smartphone ke akun Facebook saya. Belum juga foto terkirim (ter-upload), tiba-tiba saya mendapatkan sebuah pesan bergambar dari Facebook yang memberitahukan, bahwa hari itu (19 Agustus) adalah hari di mana seluruh dunia merayakan 177 tahun fotografi.
Pesan bergambar tersebut, diiringi dengan sebuah tulisan pendek yang menerangkan, mengapa hari perayaan fotografi jatuh pada tanggal 19 Agustus? Saya merangkumnya, kira-kira seperti ini sejarahnya. Hari fotografi, berlandaskan pada penemuan Daguerreotype, sebuah proses fotografi yang dikembangkan oleh Joseph Nicéphore Niépce dan Louis Daguerre pada tahun 1837. Dan, pada tanggal 9 Januari 1839, The French Academy of Sciences mengumumkan proses Daguerreotype tersebut. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 19 Agustus 1839, pemerintah Perancis membeli paten dan mengumumkan penemuan tersebut, sebagai hadiah bagi masyarakat dunia “Free to the World“. Menurut pesan tersebut, Daguerreotype itu bukanlah gambar fotografi permanen yang pertama.
Pada tahun 1826, Nicéphore Niépce pernah menangkap awal foto permanen yang dikenal dikenal sebagai ‘View from Window di Le Gras‘ menggunakan proses yang disebut Heliography. Jadi, menurut tulisan tersebut, 19 Agustus 1839 dipilih sebagai tanggal lahirnya Hari Fotografi Dunia, berdasarkan manfaat sejarah, yakni diakuinya Daguerreotype sebagai proses fotografi praktis pertama, dan Pembelian dan pelepasan paten oleh pemerintah Perancis. Dari sejarah panjang fotografi di dunia, saya kemudian teringat ucapan seorang kawan, Kang Ray Bachtiar Dradjat yang sering kali berujar, bahwa cita-cita fotografi itu adalah merekam objek yang riil (semirip mungkin). Lalu, saya membayangkan, seperti apa fotografi 100 tahun yang akan datang. Semoga Menginspirasi. Tabik! Salam Damai,