Tampilkan di aplikasi

Vaksin 2 tahun

Majalah Eksekutif - Edisi 476
10 September 2020

Majalah Eksekutif - Edisi 476

Vaksin Covid-19 buatan Tiongkok yang akan diproduksi di Biofarma Bandung

Eksekutif
Pikiran di medsos pun berkembang: berarti tiap dua tahun harus vaksinasi Covid-19. Bahkan ada yang merasa tertipu. Kekagetan itu tentu berasal dari ekspektasi yang kelewat tinggi. Atau tidak adanya penjelasan sejak awal. Bisa juga karena orang ingat vaksinasi polio. Yang hanya sekali saja seumur hidup. Demikian juga vaksinasi BCG. Cukup dilakukan waktu masih bayi.

Tapi orang lupa vaksinasi meningitis. Yang bahkan hanya valid untuk satu tahun. Orang yang rajin umrah ke Makkah pasti merasakan itu: harus vaksinasi meningitis lagi setiap hendak umrah di dua tahun berikutnya. Waktu mau umrah istri saya pernah ngedumel: “Kan tahun lalu sudah vaksin meningitis. Mengapa harus vaksin lagi,” tanyanyi.

Saya pun menjelaskan soal vaksin ke istri saya. Maka kali ini dia tidak ikut mempersoalkan soal vaksin Covid-19 yang hanya valid untuk dua tahun “Semua vaksin ya seperti itu. Tidak ada yang bisa untuk seumur hidup,” ujar Dr.dr.Robert Arjuna, dosen yang memilih pensiun muda.

Seseorang yang menjalani vaksinasi tertentu antibodinya langsung tinggi – untuk melawan datangnya penyakit tertentu. Antibodi itu kian lama kian menurun. Bisa dilihat dari perkembangan angka titernya. “Kalau angka titernya sudah di bawah 40, baiknya menjalani vaksin lagi. Yakni untuk menaikkan antibodi agar lebih tinggi lagi,” ujar Robert.
Majalah Eksekutif di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI