Beberapa tahun ke belakang memang warabala khususnya bisnis laundry semakin mencatatkan peningkatan yang signifikan. Grafik ini dilihat meningkat sejalan dengan kebutuhan masyarakat luas akan kegiatan yang efisien dan instan.
Peluang inilah yang justru dilihat sebagian pelaku bisnis jasa binatu sebagai peluang yang perlu dimanfaatkan. Salah satunya adalah DIY Laundry, merek bisnis laundry ini sendiri sejatinya berasal dari negara tetangga Singapura.
Mereka telah hadir sejak tahun 2013 dan resmi difranschisekan pada awal tahun 2017 ini. Yang cukup unik dari DIY laundry adalah konsepnya, mereka mengusung konsep self service laundry yang nantinya customer bisa mencuci pakain mereka sendiri hanya dengan memasukkan koin yang telah ditukar di counter sebelumnya.
“Banyak juga di Indonesia yang mengusung konsep serupa, namun mereka masih membutuhkan pegawai kala ada customer yang ingin mencuci. Di DIY laundry sendiri, kita benar-benar customer yang melakukan itu semua. Cukup dengan memakai koin saja,” ungkap Nara Radhitya Kosasih, CEO DIY Laundry.
Lebih detail Nara menjelaskan, bahwa bisnis jasa cuci DIY laundry paling minim adalah 5 koin atau seharga Rp 50 ribu rupiah untuk sekali cuci, dengan batas maksimal pakaian seberat 14 Kg. Sedangkan untuk pengeringannya hanya butuh 1 koin saja per 7 menitnya. Di Singapura sendiri DIY laundry telah membuka sebanyak 42 counter yang tersebar di beberapa kawasan. Sedangkan di Indonesia, counter pertama hadir di Green Pramuka Apartemen, Jakarta Timur.
Pada kesempatan pameran Franchise License Expo Indonesia September lalu, DIY laundry menawarkan promo investasi hingga akhir September di 3 paket yang tersedia. Mereka menawarkan paket Gold yang semula Rp 700 juta menjadi Rp 400 juta dengan fasilitas yang didapat berupa 2 mesin cuci kapasitas 11 Kg dan 14 Kg dan juga 2 unit mesin pengering.
