Tampilkan di aplikasi

Coffee toffee, jaringan Franchise kopi ini bermula dari garasi

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 10/XI/2017
14 Maret 2018

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 10/XI/2017

Perubahan scalingl up yang mereka lakukan bukan semata-mata melihat tren penikmat kopi yang terus berkembang. / Foto : Istimewa

Franchise Indonesia
Kerap mendapatkan penghargaan dari berbagai insan profesional, tak lantas membuat Coffee Toffee merasa puas. Gerai kopi yang acap kali kita jumpai di berbagai pusat perbelanjaan ini nyatanya sempat juga mengalami hal dilematis dalam perjalanan bisnisnya. Merek waralaba kopi yang satu ini sempat menjadi tranding topik di industri franchise.

Pasalnya, namanya disebut oleh Presiden RI, Joko Widodo pada perhetalan akbar World Franchise Summit tahun lalu. Bahkan pemiliknya diajak Jokowi naik panggung untuk sharing bisnis. Didirikan pada tahun 2006 silam di Surabaya, Odi dan Ria memulai usaha kedai kopi ini di garasi yang mereka sulap jadi tempat coffee shop.

Sempat mengenyam pendidikan di negeri kangguru, dan menjadi barista di salah satu kafe disana, Odi menemukan bahwa produk kopi yang digunakan oleh kafe tersebut berasal dari Indonesia. Dari sinilah Odi tergugah dan berfikir, mengapa bukan orang-orang Indonesia yang seharusnya berbisnis dan menikmati kopi-kopi enak asal Indonesia.

Lantas, Odi dan Istri merealisasikan ide tersebut dalam kedai kopi kecil pertamanya di Surabaya. Bisa dibilang Coffee Toffee merupakan salah satu pionir waralaba kopi lokal pada tahun 2006 dengan konsep kedai yang modern. “Dalam perkembangannya, kami merasa bahwa konsep kerjasama dengan pola waralaba adalah cara terbaik dalam memasarkan produk dan potensi bisnis Coffee Toffee.
Majalah Franchise Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI