Tampilkan di aplikasi

Memetik pelajaran berharga dari 7-eleven yang tengah bertumbangan

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 05/XI/2017
14 Maret 2018

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 05/XI/2017

Merek yang bagus pun bisa tumbang. / Foto : Istimewa

Franchise Indonesia
Pertanyaan menarik dari kejadian 7-Eleven ini adalah, mengapa baru saat ini dijual setelah menanggung kerugian bertahun-tahun lamanya? Pengamat Bisnis Waralaba, Djoko Kurniawan dari DK Consulting Group & EMICO International menilai, keputusan PT Modern Sevel Indonesia (MSI) itu bisa disebabkan karena ada upaya untuk terus bertahan walaupun pada akhirnya menyerah juga.

“Mungkin mereka pikir masih bisa bertahan, padahal logika bisnis tidak mungkin akan bisa growth jika tidak dilakukan perubahan,” kata Djoko. Secara umum tumbangnya 7 – Eleven ini menjadi salah satu potret bahwa merek yang bagus pun jika lupa berinovasi maka akan ketinggalan dengan merek lain.

“7-Eleven brand yang bagus tetapi lupa berinovasi sehingga ketinggalan dengan brand lain. Banyak pebisnis lupa memikirkan bisnisnya karena kurang fokus. Biasanya karena usaha yang terlalu banyak,” papar Djoko lagi. Padahal lanjutnya, bisnis haruslah selalu dipikirkan sehingga menghasilkan ide-ide kreatif ddan inovatif sesuai target pasar.

Ia pun menyarankan, kedepannya 7-Eleven fokus membuat gebrakan untuk target pasar yang disasar misalnya komunitas, fokus pada brand activation sesuai target pasar, dan mendorong brand image.

Djoko juga membantah jika tumbangnya 7 – Eleven ini akibat dari pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket sejak April 2015 sesuai yang tertuang dalam Peraturan menteri Perdagangan (Permendag) No. 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minumal Beralkohol.
Majalah Franchise Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI