Tampilkan di aplikasi

Owner Coco Group, I Nengah Natyanta, kuncinya percaya diri dan berani self bran

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 08/XIII/Sep-Okt 2018
3 September 2018

Majalah Franchise Indonesia - Edisi 08/XIII/Sep-Okt 2018

Seorang pebisnis membuat sejarah jika berhasil melekatkan identitas pada usahanya. / Foto : Istimewa

Franchise Indonesia
Seorang pebisnis membuat sejarah jika berhasil melekatkan identitas pada usahanya. Itulah yang dilakukan I Nengah Natyanta, pendiri sekaligus pemilik Coco Group.

Putra Bali ini menilai brand bukan sekadar melekat sebagai nama perusahaan, melainkan juga citra dan persepsi seseorang terhadap usaha dan produknya.

Pria asal Karangasem ini berbisnis dengan menjadi diri sendiri, menawarkan kelebihan diri, membuat arah dan tujuan dengan cara terus berinovasi. Usahanya mungkin belum tersebar di seluruh Indonesia, tetapi sangat populer di Bali.

Dia juga melakukan self-branding, yaitu menamai jaringan hotelnya dengan nama sendiri, Hotel Natya ketimbang bermitra dengan merek asing atau brand lokal yang umum. Self-branding baginya menentukan kualitas, atribut, dan kepribadian seorang pebisnis.

Pebisnis sukses bagi Natya adalah yang bisa memupuk merek kecil menjadi besar. Berikut petikan wawancara Wartawan Majalah Franchise, Alvin Pratama Bagaimana awal mula berdirinya Coco Group? Saya dulunya hanya karyawan biasa di Hotel Grand Hyatt Bali selama 12 tahun, yaitu 1992-2004.

Enam tahun saya menjadi skuad dan enam tahun berikutnya menjadi waiter. Kehidupan karyawan hotel tak seglamor kehidupan para tamunya. Pada 1998, istri menyarankan supaya kami merintis bisnis sendiri. Kami pun membuka toko kecil bersama dengan teman.

Pada 2002, saya akhirnya membuka restoran bernama Coco Bistro. Alasan saya memberi nama tersebut cukup sederhana dan simpel, di restoran itu saya berjualan es kelapa muda (coconut).
Majalah Franchise Indonesia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI