Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Kerajaan Misteri

1 Pembaca
Rp 85.000 47%
Rp 45.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 135.000 13%
Rp 39.000 /orang
Rp 117.000

5 Pembaca
Rp 225.000 20%
Rp 36.000 /orang
Rp 180.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

Rahasia bersembunyi di bawah Angkor Wat. Loremer, sebutan untuk mahkluk supernatural dari sebuah kerajaan di dimensi lain, mengejar perburuan mereka di bumi untuk menangkap roh-roh jahat dan hantu yang mengancam keselamatan manusia. Tapi ketika seorang anak manusia datang, kutukan besar terjadi dan membuat para tawanan roh jahat melarikan diri. Nasib anak manusia itu diuji saat dia memasuki dimensi terlarang. Ia harus melawan mahkluk yang lebih mengerikan dari mimpi buruk, sekaligus ia berkesempatan menemukan jati dirinya. Kerajaan Misteri adalah edisi bahasa Indonesia dari karya asli berjudul Lore Kingdom yang terbit pertama di Philipina. Buku ini meraih penghargaan "Honorable Mention" untuk kategori Young Adult pada ajang Lampara Book Prize 2021 di Filipina.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: JPE Tena

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786236521595
Terbit: Februari 2021 , 289 Halaman

BUKU SERUPA













Ikhtisar

Rahasia bersembunyi di bawah Angkor Wat. Loremer, sebutan untuk mahkluk supernatural dari sebuah kerajaan di dimensi lain, mengejar perburuan mereka di bumi untuk menangkap roh-roh jahat dan hantu yang mengancam keselamatan manusia. Tapi ketika seorang anak manusia datang, kutukan besar terjadi dan membuat para tawanan roh jahat melarikan diri. Nasib anak manusia itu diuji saat dia memasuki dimensi terlarang. Ia harus melawan mahkluk yang lebih mengerikan dari mimpi buruk, sekaligus ia berkesempatan menemukan jati dirinya. Kerajaan Misteri adalah edisi bahasa Indonesia dari karya asli berjudul Lore Kingdom yang terbit pertama di Philipina. Buku ini meraih penghargaan "Honorable Mention" untuk kategori Young Adult pada ajang Lampara Book Prize 2021 di Filipina.

Pendahuluan / Prolog

Prolog
Pengejaran di sepanjang bentangan pegunungan Sierra Madre memicu dendam yang luar biasa. Loremer Chandrea yang Agung mengerahkan Pemburunya untuk menumpas Ras Guinobat di hutan – separuh manusia dan separuh hewan – yang telah menciptakan teror luas di provinsi sekitarnya. Meskipun jinak pada awalnya, lama kelamaan Guinobat suka pada rasa daging manusia - terutama anak-anak.

“Kita harus menghentikan ini, Loremer yang Agung!” Pinta Pheakday, pewaris takhta Chandrea. “Anakku, ketika waktumu tiba, kamu akan paham atas keputusanku.” “Kita seharusnya tidak menumpahkan darah untuk menghisap energi manusia. Cukup sudah. Tolonglah." Saat Chandrea naik tahta dan berkuasa, ia menutup gagasan bahwa manusia dapat hidup bersama dengan makhluk ghaib lainnya di bumi, seperti para Guinobat.

Dia menganggap mereka sebagai karnivora rakus yang tidak akan berhenti. Selain itu bagi Chandrea, rasa takut yang disebabkan oleh makhluk ghaib dan hantu terhadap manusia melemahkan panen para Guinobat, baik mereka semua pergi atau tidak sama sekali. Perlindungan terhadap kemanusiaan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia.

Sebaliknya, jika mereka tidak memiliki energi untuk memanen, risiko kehilangan sihir dan bahan obat yang berharga jatuh ke tangan para Loremer. Chandrea pertama kali menargetkan subkelompok babi hutan Oregas dari lima spesies Guinobat. Anjing liar Idenos, Barca yang mirip ternak dan dekat dengan ular yang disebut Halasiks, semuanya perlahan punah. Ras Guinobat yang terakhir menjadi ancaman, Tikbalang – centaur (sebutan untuk makhluk berbadan manusia dan berkaki kuda) dari timur.

Sebagai puncak dari serangan mereka, Chandrea bergabung dengan para pemburu melawan Guinobat untuk kemenangan di depan mata. Dia memberi isyarat kepada Pemimpin Pemburu Panha untuk menyerang pohon Balete terbesar yang menjadi tempat bersembunyi kelompok Tikbalang yang tersisa. Di tengah malam, para Pemburu melontarkan bola api yang mengganggu Tikbalang dari tidur mereka.

Banggui, Sang Penguasa Tikbalang, melawan dengan memanggil pasukan hutan untuk menyerang “penyusup” mereka. Cabang-cabang pohon merayap dan tanaman merambat mencambuk para Loremer pergi. Dalam sekejap, dua lusin Pemburu jatuh sebagai korban. “Ibu, tolong.” Pinta Pheakday, matanya berkaca-kaca.

“Apakah kematian orang yang aku cinta tidak cukup?” Dia menyinggung tentang Nimfa, seorang Orega, yang telah mati jauh sebelum serangkaian serangan mereka. Untuk mengatasi kerinduan cintanya pada Nimfa, Pheakday percaya pada pentingnya reformasi supernatural. Keyakinannya menentang keyakinan kuat ibunya. Ia percaya bahwa setiap orang dapat hidup berdampingan bersama. Tapi ibunya tidak setuju.

"Tidak. Panha, bunuh mereka semua. Serang!" Permohonan putranya tidak cukup untuk Chandrea. Jadi Pemimpin Pemburu mengikuti perintah itu. Riuh sorak memenuhi pegunungan dan dentingan senjata bergemerincing. Putaran bola api lainnya merusak benteng Tikbalang. Seiring dengan semangat berapi-api, pohon Balete yang menyandera sepuluh anak dari kota-kota sekitarnya hancur berkeping-keping. Tikbalang memaksa diri mereka untuk dievakuasi hanya untuk ditembak mati ketika mereka melangkah keluar.

Chandrea mengumumkan kemenangan terlalu cepat. Puas dengan hasil dan tidak curiga akan keberuntungan yang bisa berpindah pada Guinobat, Chandrea berbalik, mencoba untuk pergi, tetapi Banggui menghantam batang pohon, menebaskan cakar mematikannya ke dada Pheakday. Bakunawa, pemimpin Halasik yang masih hidup, juga menyergap para Pemburu.

"Tidak!" Chandrea menjerit, mencabut lempengan dao — nama sebuah pedang panjang dari Khmer — saat dia menyelamatkan putranya sebelum terjun bebas ke jurang. Panha berusaha menyelamatkan, menggores luka diagonal di dada Banggui. Dia kemudian bersiap untuk serangan terakhirnya.

"Tunggu! Jangan bunuh dia dan Bakunawa dulu." Kata Chandrea. Dua Pemburu menarik jaring listrik di Banggui yang menyebabkannya lumpuh. Panha pindah ke samping untuk membuat Bakunawa tidak berdaya dengan jebakan lain.

“Anakku, jadilah kuat. Kita akan segera pulang. Panha, bawa tawanan langsung. Aku akan menangani mereka nanti.” Pheakday meringis, mengeluarkan air liur dan memutar matanya. Chandrea buru-buru meneguk ou sut tek – ramuan dari Khmer – dicampur dengan kemampuan teleportasinya. Dia mengikatkan rantai listrik ke putranya. Panha mengikuti mereka serta dua Pemburu tepercaya yang membawa Banggui dan Bakunawa.

Dengan kecepatan cahaya, mereka tiba di Portal dimensi yang berada di Angkor Wat. Para Loremer mendaki melalui titik tertinggi, Panha menggendong Pheakday dengan tangannya, Chandrea menyusul dan kedua Pemburu menyeret tawanan baru mereka untuk masuk ke dimensi mereka. “Minum sekarang! Kita tidak bisa kehilangan lebih banyak waktu.” Perintah Chandrea, suaranya gemetar.

Ketiga Pemburu mengikuti perintah itu. Tiba-tiba kilat petir memecahkan batu bata yang membuka gerbang Kerajaan Misteri, memberi para tawanan pemandangan sekilas. Chandrea memelototi para tawanan. “Aku akan membuat kalian mati perlahan. Penderitaan kalian akan berlangsung selamanya.” Seru Chandrea.

Banggui membuka lebar matanya. Sebelum para Loremer mengambil langkah, dia mengumpulkan semua energi yang tersisa setelah pertumpahan darah dan meledakkan batu bata, menghisap kutukan jahatnya. Dalam benak Banggui, dia berkata: “Seorang anak yang lemah akan menghidupkan kembali kekuatanku. Pergilah, temukan dia yang akan menjadi tempat pelarianku dan alat melawan kejahatan yang sebenarnya." Kemudian portal tertutup.

Penulis

JPE Tena - JPE Tena adalah penulis dari Philipina. Kepiawaian JPE Tena dalam sejarah dan budaya membuatnya memiliki pandangan yang luar biasa. Kecintaannya pada sastra memicu keinginannya untuk mempelajari penulisan fiksi di waktu luangnya. Dia percaya pada kekuatan imajinasi, yang mana novel debutnya, Kerajaan Misteri, tumbuh dari situ.

Daftar Isi

Sampul
Peta Kerajaan Misteri
Prolog
Bagian 1. Dimulainya Kutukan
Bagian 2. Kerajaan dan Tawanannya
Bagian 3. Perang Supernatural
Glosarium
Persembahan
Tentang Penulis