Tampilkan di aplikasi

Buku Garudhawaca hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Pendidikan yang Memerdekakan

Belajar dari Romo Mangun, Kang Din dan Pengalaman

1 Pembaca
Rp 75.000 53%
Rp 35.000

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 105.000 13%
Rp 30.333 /orang
Rp 91.000

5 Pembaca
Rp 175.000 20%
Rp 28.000 /orang
Rp 140.000

Perpustakaan
Buku ini dapat dibeli sebagai koleksi perpustakaan digital. myedisi library

YB. Mangunwijaya (1929-1999) dikenal sebagai pribadi pejuang kemerdekaan. Ia pernah menjadi anggota Tentara Pelajar yang gigih berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, ia memilih panggilan menjadi imam Katolik yang memperjuangkan dialog lintas agama, menekuni pengembangan arsitektur yang sangat menghargai nilai-nilai budaya lokal, menulis banyak buku dan artikel, melayani orang-orang miskin dan mendirikan Sekolah Eksperimental (Willi Pramudya, 1995).

Sebagai imam Katolik, Y.B. Mangunwijaya tidak puas sekedar menjadi pelayan umat dalam peribadatan. Ia memilih untuk terjun langsung melayani masyarakat miskin di lembah kali Code, para korban penggusuran di Kedung Ombo dan masyarakat pesisir pantai Grigak, Wonosari, yang sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Menjadi imam dihayati sebagai panggilan untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama di segala aspek kehidupan. Ia berjuang dengan orang-orang miskin sebagai sesama anak bangsa. Bagi Mangunwijaya, mengembangkan pendidikan dasar merupakan sebuah jalan penting untuk membela martabat manusia dan mengisi kemerdekaan.

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: M Andy Rudhito / Mahasiswa S2 PMat USD
Editor: M Andy Rudhito

Penerbit: Garudhawaca
ISBN: 9786026581914
Terbit: Januari 2020 , 235 Halaman










Ikhtisar

YB. Mangunwijaya (1929-1999) dikenal sebagai pribadi pejuang kemerdekaan. Ia pernah menjadi anggota Tentara Pelajar yang gigih berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, ia memilih panggilan menjadi imam Katolik yang memperjuangkan dialog lintas agama, menekuni pengembangan arsitektur yang sangat menghargai nilai-nilai budaya lokal, menulis banyak buku dan artikel, melayani orang-orang miskin dan mendirikan Sekolah Eksperimental (Willi Pramudya, 1995).

Sebagai imam Katolik, Y.B. Mangunwijaya tidak puas sekedar menjadi pelayan umat dalam peribadatan. Ia memilih untuk terjun langsung melayani masyarakat miskin di lembah kali Code, para korban penggusuran di Kedung Ombo dan masyarakat pesisir pantai Grigak, Wonosari, yang sering mengalami kekeringan di musim kemarau. Menjadi imam dihayati sebagai panggilan untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama di segala aspek kehidupan. Ia berjuang dengan orang-orang miskin sebagai sesama anak bangsa. Bagi Mangunwijaya, mengembangkan pendidikan dasar merupakan sebuah jalan penting untuk membela martabat manusia dan mengisi kemerdekaan.

Pendahuluan / Prolog

Pengantar
Buku ini merupakan kumpulan tulisan reflektif yang digali dari pengalaman dosen, guru, alumni dan mahasiswa S2, S1 Pendidikan Matematika dan S1 Pendidikan Kimia FKIP USD dalam memaknai gagasan, proses hasil dan dampak pendidikan yang memerdekakan. Dengan tulisan-tulisan yang ditampilkan dalam buku ini diharapkan proses dan dampak pendidikan yang memerdekakan dapat dipahami dan disadari secara lebih nyata dan sederhana. Tidak lagi menjadi slogan yang normatif belaka.

Ada 60 kisah dalam buku ini. Bagian pertama buku ini merupakan tulisan tentang pemaparan, pengalaman dan gagasan mengenai pendidikan yang memerdekaan dari pengelola dan guru Sekolah Eksperimental Mangunan. Bagian kedua berupa tulisan-tulisan singkat refleksi kesan hasil kunjungan ke KBQT oleh mahasiswa S2 PMat. Bagian ketiga buku berupa tulisan pengalaman reflektif tentang pendidikan yang memerdekakan, yang berasal dari berbagai latar belakang pengalaman, budaya, daerah yang berbeda, serta sudut pandang yang beragam dalam memaknai sebuah proses pendidikan yang memerdekakan. Inilah salah satu kelebihan dari buku ini, sangat kaya kisah. Kami berharap para pembaca budiman turut mencecap kisah-kisah dalam buku ini dan dapat mengikat makna serta tergerak untuk dapat melaksanakan pendidikan yang memerdekakan. Dengan demikian proses pendidikan semakin disadari sebagai suatu proses pemerdekaan menuju ke suatu perubahan.


Penulis

M Andy Rudhito - M. Andy Rudhito. adalah dosen Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD), di Yogyakarta. Ia lahir di Purworejo, 2 Juni 1971. Masa kecil hingga SMA di Purworejo. Tahun 1995 menyelesaikan studi Pendidikan Matematika di USD. Menjadi dosen di USD sejak 1996. Tahun 2003 menyelesaikan studi Magister, bidang Matematika di Universitas Gadjah Mada dan Tahun 2011 meraih gelar doktor di bidang Matematika dari Universitas Gadjah Mada. Tahun 2011 – 2015 menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika JPMIPA FKIP USD. Tahun 2015 – sekarang menjabat Ketua Program Magister Pendidikan Matematika.

Editor

M Andy Rudhito - M. Andy Rudhito. adalah dosen Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD), di Yogyakarta. Ia lahir di Purworejo, 2 Juni 1971. Masa kecil hingga SMA di Purworejo. Tahun 1995 menyelesaikan studi Pendidikan Matematika di USD. Menjadi dosen di USD sejak 1996. Tahun 2003 menyelesaikan studi Magister, bidang Matematika di Universitas Gadjah Mada dan Tahun 2011 meraih gelar doktor di bidang Matematika dari Universitas Gadjah Mada. Tahun 2011 – 2015 menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Matematika JPMIPA FKIP USD. Tahun 2015 – sekarang menjabat Ketua Program Magister Pendidikan Matematika.

Daftar Isi

Verso
Pengantar
Daftar Isi
Belajar dari Romo Mangun
     1. Guru Sejati Demi Pendidikan  Pemerdekaan Berdasarkan Pemikiran YB Mangunwijaya
     2. Diskusi Tentang Kematian
     3. Si Pahlawan Mandiri
     4. Jam Dinding yang Berhenti Berdetak
     5. Bukan Pandai Menjawab, Melainkan Pandai Bertanya
     6. Emosi yang Terungkap Itu Menyehatkan
     7. Kegembiraan Karena Bisa
     8. Pendidikan Pemerdekaan Melalui Mata Pelajaran Musik Pendidikan
Belajar dari Kang Din
     9. Sekolah dan Universitas Itu Masa Lalu
     10. Kurikulum Disusun Siswa Sendiri
     11. Jangan Memaksa Siswa Mempelajari Apa yang Tidak Disukai
     12. Lakukan Hal yang Kalian Anggap Bisa dan Selalu Berpikiran Positif
     13. Anak-Anak Indonesia Selama ini Dipaksa Berpikir Secarra Seragam
     14. Sekolah Harus Memberikan Ruang Ekspresi dan Inovasi untuk Siswanya
     15. Kemerdekaan dalam Belajar! Itu Jawabannya
     16. Tujuh Poin Pendidikan yang Memerdekakan a la Kang Din
     17. Kurikulum Nasional Hanya Berpihak pada Pemerintah Pusat
     18. Boleh Berhenti Sekolah, Tetapi Jangan Berhenti Belajar
     19. Mimpi Pendidikan Yang Memerdekakan
     20. Peraturan Dirasa Hanya Mematikan Kreativitas Siswa
     21. Peraturan Harus Disepakati Pihak Guru dan Siswa
     22. Bukan Menjadikan Murid Seperti Kemauanmu
     23. Berkumpul di Suatu Tempat dan Berefleksi Jauh Lebih Baik
     24. Menjadi Merdeka berarti Menjadi Seriang-Riangnya Aku
     25. Beri Kebebasan Siswa Melakukan Kegiatan Positif serta Tebarkan Aura Semangat
     26. Mereka Diberi Kebebasan untuk Belajar Sesuai dengan Keinginan dan Bakatnya
     27. Bukan Pendidikan Yang Mengkotakkan Pikiran Siswa
     28. Guru Sebagai Penyemangat
     29. Gerbang Kemerdekaan Pendidikan
     30. Tidak Perlu Menilai Orang Lain atau Siswa itu Bodoh
     31. Cari Guru yang untuk Pelajaran yang Siswa Sukai
     32. Beranilah Mulai Melakukan Perubahan Untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
     33. Semangat Memerdekakan dan Perubahan
Belajar dari Pengalaman
     34. Bersyukur, Bereksplorasi dan Berkreasi
     35. Benih yang Berguru Pada Matahari
     36. Memerdekakanmu dengan HOTS
     37. Memerdekakanmu dari Kurungan Masa Lalu
     38. Memunculkan Keberanian
     39. Berpikir Positif dan Memberikan Kepercayaan
     40. Memerdekakan Diri dari Keterbatasan
     41. Sidang Akademik di Bibir Pantai
     42. Benar dalam Diri Anak Terdapat Mahaguru
     43. Nakal dan Melawan Karena Dipaksa
     44. Pendidikan Kita yang Memenjarakan
     45. Memaksakan untuk Belajar itu Baik tetapi Tidak Selalu Tepat
     46. Memerdekakanmu dari Takut dan Kejam
     47. Belajar Mendampingi Mereka
     48. Jangan Paksa Anak Belajar Sesuai dengan Cara Kita
     49. Bebas Artinya Keluar dari Zona Nyaman
     50. Cita-Cita yang Memerdekakan
     51. Percaya Diri dengan Bebas Gaya Rambut
     52. Belajar Bukan Paksaan
     53. Ubah Pola Pikir dan Jangan Pernah Batasi Dirimu
     54. Merdeka Memanfaatkan Kesempatan Kedua
     55. Pembunuhan Kreativitas Proses Pendidikan
     56. Bertindak Sesuai Kebutuhan
     57. Jangan Paksa Untuk Mengerti Berikan yang Dibutuhkan
     58. Maksud Baik Tidak Selalu Baik
     59. Merdeka Untuk Tidak Menyerah
     60. Merdeka dari Hukuman Kekerasan
Editor