Tampilkan di aplikasi

Menunggu manis demi pak Anies

Majalah Hai - Edisi 18/2016
2 Mei 2016

Majalah Hai - Edisi 18/2016

Pada surat-surat yang kami bawa itu nggak cuma ada banyak pertanyaan, tetapi juga ada segudang harapan. Karena itu, demi bisa menyampaikannya ke pak Anies, kami siap menunggu manis / Foto : Doc. Hai

Hai
Eh.. eh.. itu kayaknya Pak Anies, tuh! Siap-siap,” kata Alifa setelah mendengar derap langkah di luar ruang tunggu. Satu detik berselang, seorang yang menggelindingkan galon air lewat. Alifa salah “Nah, kalau dari bau-baunya nih, yang mau datang ini pasti Pak Anies, nih,” kali ini Aan yang nyeletuk. Tak lama pintu ruang tunggu terbuka, seorang mbak yang masuk, menyuguhkan delapan teh dengan cangkir bertuliskan Kementerian Pendidikan Indonesia. Kali ini, walau tetap kecewa, kami bisa nyengir sedikit.

“Cangkir tehnya Instagramable, nih. Difoto, terus captionnya ‘ngeteh sore bareng pak Anies’,” kata Alifia spontan. Diyang yang duduk di sebelahnya pun gercep (gerak cepat) ngeluarin hapenya, memutar-mutar cangkir demi mencari angle yang pas, lalu memfotonya. Saat itu, Kamis (21/04), kami sedang berada di ruang tunggu lantai 2 gedung A komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kami sudah dijadwalkan untuk bertemu pak Anies Baswedan, menteri kesayangan para pelajar. Maksudnya, ingin menyampaikan dan membahas surat yang berisi uneg-uneg para pelajar yang sudah kami tampung sejak jauh hari.

Maklum lah kalau kami gelisah di ruang tunggu itu. Sudah sejak pukul 18.00 kami menunggu, baru di pukul 18.45, seseorang masuk. Dia adalah ajudan Pak Anies, yang mengabari kalau ternyata Pak Anies ternyata nggak bisa disela untuk diajak ngobrol. “Dia sedang ada pembahasan tentang Kartu Pintar. Palingan, nanti kita cuma bisa berfoto bareng saja, nggak apa-apa yah?” kata cowok berbaju putih yang berpostur tubuh besar dan “kotak” itu. Kalimat pertamanya bikin kami kecewa, namun ajakan berfoto bareng bisa menebusnya, kami semua suka. “Yes, seenggaknya bisa foto deh. Aku udah bilang ke nyokap. Tadi untuk nggak sekolah pun minta izin ke sekolah pun udah kayak izin mau bikin pensi, sampe mesti ketemu kepala seoklah, masak aku nggak bisa ketemu pak Anies,” repet Alifia.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI