Tampilkan di aplikasi

Ayah sakit, semangat bisnis bangkit

Majalah Hai - Edisi 21/2016
23 Mei 2016

Majalah Hai - Edisi 21/2016

sejak ayahnya sakit, ia tergerak untuk semangat cari uang jajan sendiri. / Foto : Abdu

Hai
Muda, ganteng, sederhana, dan sukses. Itulah sosok Yasa Paramita Singgih alias Yasa. Cowok berkulit putih ini sukses menjadi pengusaha sepatu Men’s Republic di usianya yang masih cukup muda, 21 tahun. Saat ditemui HAI di kediamannya di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Yasa yang kala itu sedang santai di ruang tamu rumahnya pun menyambut kami dengan sangat ramah. Ia pun mulai bercerita soal usahanya yang ia kelola sejak tahun 2011.

Jualan sejak SMA, ”Emang sih, usaha gue ini besar karena sepatu, dan orang-orang banyak tau Men’s Republic dari sepatu yang gue produksi. Tapi, sebenernya jauh sebelum itu, gue udah menggunakan brand tersebut sejak tahun 2011, saat gue masih dagang kaos branded KW super haha,” bukanya santai. Yap, jauh sebelum usahanya sebesar ini, sejak kelas 1 SMA Yasa udah sempat mencicipi berbagai bidang yang menghasilkan uang.

Kerja dijabanin, jualan ini-itu juga dilakoni. Dari jadi EO pesta ulang tahun, sampai jualan kaos. Usut punya usut, hal ini ternyata dilatari kejadian yang dialaminya saat masih kelas 3 SMP. ”Waktu itu, bokap gue kena serangan jantung akibat hipertensinya. Alhasil, harus dioperasi dan biayanya nggak kecil. Ditambah lagi dengan gue yang sebentar lagi masuk SMA dan abang gue yang juga mau kuliah,” curhat Yasa.

Di balik penyakit yang diderita sang ayah, ada berkah yang membuatnya tekun berusaha mengumpulkan rupiah. ”Ya, karena sakitnya bokap gue itu, gue berpikir untuk bisa nyari uang sendiri. Paling nggak, keluarga nggak usah ngasih gue uang jajan, deh,” papar cowok kelahiran 23 April 1995 ini. Tentu, usaha Yasa pun nggak luput dari yang namanya masalah. Modal awal yang besar didapat dari berhutang.

Padahal hutang tersebut harus dibayar saat barangnya terjual. Belom selesai persoalan yang satu, persoalan lain nggak kalah pelik pernah dia alamin.Yasa pernah mengalami kerugian hampir 100 juta rupiah, ketika mencoba memutarkan modal ke bisnis coffee shop.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI