Tampilkan di aplikasi

Pierce the veil vs saosin perjuangan dua singa tua

Majalah Hai - Edisi 29/2016
21 Juli 2016

Majalah Hai - Edisi 29/2016

Kalau industri musik dunia saat ini diibaratkan seperti hutan belantara, dua band emo ini mungkin layaknya dua singa tua, yang lagi mencoba menunjukan taring mereka. / Foto : Doc. Hai

Hai
Mereka sama-sama berasal dari pertengahan 2000-an, dan meraih kejayaan yang sama pada masa itu. Dampak yang mereka hasilkan cukup besar, keduanya layak disebut membawa perkembangan emo/ post-hardcore/screamo atau apapun sebutannya pada masa itu berlangsung dengan sangat cepat ke berbagai belahan dunia, nggak terkecuali di Indonesia. Setiap ada pasang, pasti suatu saat akan surut pula. Antusiasme anak muda dunia ketika emo berkembanga di era 2000-an tersebut akhirnya surut pula. Banyak band yang udah nggak bisa bertahan, mulai dari emo mainstream macam My Chemical Romance, sampai ikon emo Sonny Moore atau yang sekarang lebih kita kenal sebagai Skrillex memilih untuk hengkang dari band emo lawasnya, From First to Last dan merubah dirinya sekarang sebagai ikon EDM dunia.

Intinya, emo dan segala kebesarannya sampai juga di masa pudar, dan ketika dua nama band ini akhirnya kembali dengan album dan materi baru, akhirnya muncul pertanyaan, apa yang mereka sajikan kali ini? Apakah dengan kembali aktifnya mereka lewat album baru yang digarap penuh dengan perjuangan keras ini bisa mengangkat scene mereka dan kembali menjadi virus yang berbahaya di segala penjuru dunia untuk kali kedua? Derita Album Baru Untuk membuat album ini, band yang sampai sekarang masih digawangi oleh Vic Fuentes (vokal/gitar), Tony Perry (gitar), Jaime Preciado (bas), dan Mike Fuentes (drum) benarbenar dilanda rasa frustasi yang luar biasa. Serius, band ini sempet mandek banget di studio, bahkan sampai menghabiskan waktu berjam-jam apalagi berhari-hari udah nggak terlalu efektif buat mereka, Khususnya bagi sang frontmant, Vic. Momen frustasi band ini paling kerasa ketika album tersebut tinggal butuh lirik dan vokal, tapi Vic mengaku lagi minim inspirasi. Akhirnya dia memutuskan untuk Travelling secara Random. Mungkin pepatah yang mengatakan inspirasi dapat datang dari mana saja pantas disematkan kepadanya.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI