Pernahkah terlintas dalam benakmu, apa yang akan terjadi jika kita menghilang dari dunia ini? Karena aku sedang mencobanya sekarang. Bercanda? Tidak, aku serius. Dari posisiku sekarang ini aku dapat merasakan hembusan angin malam yang menusuk sampai ke tulang. Entah kenapa, aku juga bisa melihat aliran air sungai dengan sangat jelas. Lampu-lampu kota yang tak pernah mati juga terlihat walau samarsamar. Keadaannya jauh berbeda dengan tempat berpijakku sekarang ini yang sepi dan gelap.
Namun, kesepian dan kegelapan merupakan hal biasa bagiku. Kalau kalian ingin tahu, hidupku ini hanya berputar di palet hitam dan putih. Ya aku tahu, membosankan bukan? Sudah cukup basa-basi ceritanya. Aku akan mulai memejamkan mata dan menarik napas panjang. Perlahan aku lepaskan pijakan kakiku ini, apakah nanti akan menyakitkan? Mungkin saja. Apakah ini akan membebaskanku? Entahlah, sebenarnya aku juga tidak yakin. Orang banyak bilang ’hidup itu memang sulit dan kita harus bertahan’. Ya, itu sih mudah bagi mereka hanya untuk mengatakannya, padahal melakukannya tidak semudah itu.
Lalu bagaimana nasib orang yang peduli padaku? Aku tidak tahu, tapi orang juga bilang bahwa banyak orang akan sedih jika kita menghilang dari dunia ini, tapi kita tidak akan tahu kecuali kita benar-benar menghilang bukan? Dan aku yakin bahwa semua akan kembali berjalan normal setelah aku menghilang. ”Hei nona muda, bukankah tempat itu berbahaya untuk sekadar menikmati malam?” suara itu menghentikanku. Aku terkejut bukan main dan meraih sebuah tiang dengan kedua tanganku. Suara tawa menghampiri telingaku, mataku dengan sigap berusaha mencari asal suara. Di balik kegelapan malam, aku melihat sesosok pria yang tampilannya menurutku cukup berantakan.
