Tampilkan di aplikasi

Artlit, Mahesa

Majalah Hai - Edisi 37/2016
15 September 2016

Majalah Hai - Edisi 37/2016

Aku tak mengerti mengapa manusia melakukan korupsi. Aku bosan mendengar tangisannya yang sudah hampir dua minggu ini terus bergaung. Yang kutahu bayangan ayahnya pun pergi karena ayahnya sering mengeluh. / Foto : Rahman Subagyo

Hai
Aku tak mengerti mengapa manusia melakukan korupsi. Aku bosan mendengar tangisannya yang sudah hampir dua minggu ini terus bergaung. Yang kutahu bayangan ayahnya pun pergi karena ayahnya sering mengeluh. Ayahnya sering mengeluh soal hartanya yang dia rasa tak pernah cukup, sehingga ayahnya melakukan korupsi. Aku tak mengerti, berapa pun yang dimilikinya seharusnya ayahnya bersyukur. Sebenarnya tak mengapa aku meninggalkan pemilikku. Hanya, apa yang mau dilakukan jika tidak menjadi bayangan manusia? Lagipula kalau seperti ayahnya yang kemudian mati setelah sadar bayangannya hilang, maka aku juga mati. Bayangan ada karena manusia itu sendiri ada.

Beberapa orang memang hidup tanpa bayangan. Tapi, apalah bedanya dengan orang mati? Aku tak ingin pemilikku ini hidup tapi mati. Aku juga sebetulnya muak padanya, karena dia adalah anak koruptor. Ayahnya mulai melakukan korupsi semenjak menjadi ketua RT. Ayahnya banyak meminta dana ke masyarakat yang entah untuk apa. Tapi karena lingkungannya adalah lingkungan orang-orang yang berkecukupan, mereka merasa tak masalah. Ayahnya yang tak merasa puas kemudian maju menjadi ketua RW. Kemudian kepala kelurahan lalu kepala kecamatan. Tapi karena rasa tak pernah puas dalam diri ayahnya itu sudah mengakar, dia kurang puas menjadi kepala kecamatan. Dia ingin membeli mobil baru, rumah dan tanah yang tentunya membutuhkan dana lebih besar. Akhirnya, dia maju sebagai caleg DPRD di kotanya.

Dan di sanalah semuanya bermula. Ada seorang rekanan korupsi lamanya yang juga menjadi caleg, dia ingin menjatuhkan saingannya. Dibeberkan semua rahasia korupsi ayahnya itu.mAyahnya banyak melakukan pengadaan dana. Memang apa yang diajukannya terwujud, tapi ternyata dari situlah dia mengambil sekian persen terus-menerus hingga banyak. Semua orang kaget mengetahui fakta korupsinya. Ayahnya sangat rapi menutupi semuanya.
Majalah Hai di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI